KEBUDAYAAN MASYARAKAT FLORES TIMUR
- NTT
MAKALAH
DISUSUN
GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
DISUSUN
OLEH
ANTONIUS TRISANTO TUKAN
1401413639
PPGT 2013
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan sebuah bangsa yang memiliki begitu banyak kebudayaan. Kebudayaan-kebudayaan
tersebut ada yang perlahan-lahan mulai lang ditelan zaman namun ada juga yang
tetap mempertahankan eksistensinya sampai saat ini. Budaya-budaya di Indonesia
tersebut berkembang banyak sesuai dengan daerahnya masing-masing. Budaya-budaya
di Indonesia juga sudah ada yang sudah melesat menuju ke dunia internasional.
Seperti yang
kita ketahui budaya-budaya yang berkembang di Indonesia adalah budaya daerah,
budaya nasional dan budaya internasional. Dalam makalah kali ini akan
diperjelas mengenai kebudayaan daerah, khususnya budaya daeah yang masih
berkembang di Kabupaten Flores Timur NTT.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah letak dan asal-usul daerah Larantuka?
2.
Apa sajakah budaya yang masih berkembang
di daerah Larantuka?
3.
Apa sajakah kesenian yang ada di daerah
di Larantuka?
4.
Apa sajakah makanan khas di daerah Larantuka?
5.
Apa sajakah wisata alam yang ada di daerah
Larantuka?
6.
Siapakah pahlawan daerah Larantuka?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui letak dan asal-usul daerah
Larantuka.
2.
Untuk mengetahui budaya yang masih
berkembang di daerah Larantuka.
3.
Untuk mengetahui kesenian di daerah Larantuka.
4.
Untuk mengetahui makanan khas yang ada di daerah Larantuka.
5.
Untuk mengetahui wisata alam yang ada di
daerah Larantuka.
6.
Untuk mengetahui siapa pahlawan dari
derah Larantuka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Larantuka
2.1.1.
Lambang Kabupaten Flores Timur (Larantuka)
Ø Lambang
Kabupaten Flores Timur berbentuk perisai bersisi lima, yang
mengandung arti sebagai perlindungan rakyat dengan
sisi lima melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara;
Ø Bintang
berwarna emas melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai sila I dari
Pancasila;
Ø Tempat
sirih (ekot, wajak, kepe sirih) melambangkan
kesatuan/persatuan Flores Timur;
Ø Padi
dan kapas melambangkan kemakmuran (kesejahteraan rakyat);
Ø 14 butir
padi, 12 kuntum kapas, 5 daun sirih serta 8 daun bunga putih melambangkan saat
terbentuknya Kabupaten Flores Timur tanggal 14 Desember 1958;
Ø Bunga yang
berdaun bunga putih dan berputik kuning melambangkan Flores Timur yaitu Bunga
di timur;
Ø Sebilah
tombak dan sebilah parang penopang pita nama Daerah Kabupaten Flores Timur yang
keduanya dihubungkan dengan tali yang melilit pada batang tombak dan hulu
parang dan melingkar sebagian bunga terletak pada/menyentuh tempat sirih, melambangkan
Flores Timur yang dahulunya terdiri dari 2 buah wilayah yaitu Demon dan Paji
yang suka mengangkat senjata satu sama lainnya tetapi kini tidak lagi, sudah
berdamai/bersatu dengan terbentuknya Daerah Kabupaten Flores Timur;
Ø Laut sesuai
kondisi geografis Flores Timur yang memperlihatkan
keindahannya dengan empat alunan
gelombang putih yang melambangkan Adonara, Solor, Lembata dan Flores
Timur sebagai daratan yang membentuk Flores Timur;
Ø Pohon beringin
melambangkan pengayom, menandakan bahwa rakyat Flores Timur ikhlas dan
rela menjunjung tinggi kekuasaan dan kewibawaan Pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
Ø Warna
lambang hijau adalah harapan, dambaan akan kejayaan. Kuning adalah
keagungan, kejayaan, keluhuran. Hitam adalah keteguhan, keabadian. Putih
adalah kemurnian hati nurani dan biru adalah
ketenangan dan kedamaian
2.1.2 Selayang
Pandang Larantuka
Ø Letak geografis
Kabupaten Flores Timur yang
beribukota Larantuka merupakan sebuah kabupaten kepulauan yang unik dan kaya
akan budaya dan adat istiadat yang khas. Dikatakan unik karena terdiri dari
tiga pulau yakni; pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau Flores bagian timur.
Wilayah kabupaten ini sendiri berbatasan langsung dengan, sebelah utara Laut
Flores, sebelah selatan Laut sawu. Luas daratan Flores Timur 1.812,85 km2, yang
terdiri atas 58,85 % luas Flores Timur daratan, 28,67 % luas Pulau Adonara dan
12,48% luas Pulau Solor. Kondisi topografinya bergunung dan berbukit dengan
kemiringan ± 40%. Klimatologi yang kurang bersahabat, curah hujan yang minim
mengakibatkan pertanian sulit untuk dikembangkan. Walau kondisi alam seperti
ini namun penduduk Larantuka tidak “kering” seperti alamnya. Orang-orangnya
bersahabat dan ramah. Mereka tetap bahagia karena mereka yakin bahwa Tuhan
tidak pernah membiarkan mereka sendirian. Kota Larantuka sendiri berada di
bawah kaki Gunung Mandiri (Ile Mandiri) dengan ketinggian ± 3500m dan ± 3m di
atas permukaan laut.
Ø Keadaan penduduk
Masyarakat Flores Timur adalah
masyarakat yang plural. Hal ini
berarti bahwamasyarakat Flores Timur tidak semua memeluk agama Katolik, tetapi ada yang Islam, Protestan dan Hindu. Walau
berbeda-beda agama namun keakraban dan keharmonisan tetap terjalin dengan baik.
Konflik antar agama tidak pernah terjadi karena setiap orang menghargai satu
dengan yang lainnya.
Jumlah penduduk, boleh dibilang
cukup padat. Pada tahun 1999 jumlah penduduk sebanyak 192.196 jiwa, dengan
perincian 44,75% laki-laki dan 54,35% perempuan yang yang terdiri dari 88.714
kepala keluarga, dengan rata-rata setiapkeluarga 3 jiwa. Penyebaran penduduk di
sana tidak merata, paling padat di kecamatan Adonara Timur, yakni 197 jiwa
setiap km2 dan paling sedikit di kecamatan Tanjung Bunga. Jumlah penduduk pada
tahun 2012 ini tidak jauh berbeda
dengan tahun 1999. Lonjakan yang tidak berarti membuat daerah-daerah di Flores
Timur tetap aman dan nyaman.
Mata
pencaharian utamanya adalah pertanian. Sektor ini memberi kontribusi terbesar
dalam APD (Anggaran Pendapatan Daerah), sebesar 34,53% dengan angka pertumbuhan
5,85%. Komoditi unggulan pertanian di sana adalah jambu mete. Hal ini dapat
dilihat, pada tahun 2003 angka produksi mencapai 5.883.652,00 kg. Dan pada
tahun 2009 mengalami peningkatan 14% sehingga angka produksinya, 6.730.131,00
kg. Karena angka pertumbuhan yang luar biasa ini maka patut dikembangkan untuk
kesejahteraan masyarakat kabupaten Flores Timur.
2.2 Budaya di Larantuka
2.2.1 Tradisi Semana Santa
v
Pengertian Semana Santa
Semana Santa adalah sebuah tradisi unik
umat Katolik di kota Larantuka, ibu kota Flores Timur Nusa Tenggara
Timur. Tradisi ini merupakan peninggalan Portugis yang dilakukan untuk
merayakan Pekan Suci menyambut datangnya Paskah. Umat Katolik berkeliling
kota Larantuka pada malam Jumat Agung sebagai puncak dari perayaan tersebut.
Selama Pekan Suci,
kota Larantuka seolah-olah menjadi hening laksana “kota bisu”. Para peziarah
bergerak perlahan namun khusuk dalam kebisuan untuk mengikuti “tapak-tapak
penderitaan hingga prosesi pemakaman Yesus”, khas adat Larantuka. Prosesi
Semana Santa akan berakhir menjelang dini hari.
Prosesi Semana
Santa sungguh merupakan suatu tradisi yang unik dan punya daya tarik yang biasa
bagi umat Katolik dari seluruh tanah air. Oleh karena itu, banyak di antara
mereka yang berusaha dengan gigih untuk dapat mengikuti prosesi tersebut dan
datang dari kota-kota yang jauh seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan
lain-lain. Melihat perkembangan ini, pemerintah bersikap positif dan memasukkan
even Semana Santa ke dalam kalender pariwisata Flores Timur untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan ke Larantuka dan Flores secara umum.
v Sejarah
Samana Santa
Semana berarti
pekan dan santa berarti suci. Jadi secara etimologi, semana
santa berarti pekan suci. Semana santa ini dimaknai secara berbeda. Dalam masa
Semana Santa ini ada berbagai macam ritus keagamaan yang dilaksanakan. Istilah Semana Santa ini jugamuncul karena ada berbagai macam kegiatan selama sepekan itu.
Ada pun kegiatan yang dijalankan selama itu
adalah sebagai berikut: mengaji Semana Santa atau berdoa, cium Tuan Ma, Tuan
Ana, dan prosesi Jumat Agung dan masih
ada banyak kegiatan lain pula, seperti:prosesi bahari (perarakan Tuan Menino), cium Tuan Bediri, prosesi
pengantaran kembali patung Tuan Ma dan Tuan Ana.
Di dalam berbagai kegiatan semana
Santa ini, yang menjadi puncaknya adalah Prosesi Jumat malam (perarakan patung
Tuan Ma dan Tuan Ana) mengelilingi kota Larantuka. Untuk lebih mengenal semana
Santa kita pelu mengenal terlebih dahulu asal-usul Tuan Ma dan Tuan
Ana.
v Asal-usul
Tuan Ma
Dikisahkan pula pada suatu hari Yoan Resiona pergi ke pantai, membawa anak panah dan busur
untuk mencari ikan. Ia mengangkat mata memandang ke laut, tiba-tiba ia melihat
seorang sedang datang mendekatinya. Semakin dekatlah seorang itu kepadanya
lantas sangat terkejutlah ia
karena yang dilihatnya itu ialah seorang gadis yang sungguh cantik, lalu
Resiona melihat gadis
itu menulis namanya di pasir dengan kulit siput.
Sesudah itu Resiona kembali dan
memberitahukan kejadian itu kepada Pastor, sebab di kala itu hanya pastor yang
bisa membaca dan menulis maka keduanya pun langsung pergi ke pantai. Tulisan
itu adalah “AKULAH REINHA ROSARI”. Keduanya langsung mencari
gadis itu namun mereka tidak menemukan
siapa-siapa. Tetapi mereka hanya menemukan sebuah patung kata Resiona
kepada pastor itu,”Wajah gadis yang menulis tadi serupa dengan patung ini”.
Mereka membawa patung itu dan
menyimpannya di sebuah rumah dekat rumah Resiona. Resiona memohon kepada pastor
untuk memberkati patung itu dan sejak saat
itu orang Nagi hidup aman sentosa, hasil kebun melimpah rua, dan hasil
tangkapan di laut pun melimpah.
v Prosesi
Samana Santa
Pengalaman mengikuti upacara semana
santa sungguh terasa menarik bagi kalangan peziarah yang datang untuk
mengikutinya.
Dalam
upacara semana santa ini ada berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan, mulai
dari Rabu trewa sampai dengan malam paskah misalnya:
a)
Rabu Trewa
Perlu diketahui bahwa pada hari Rabu
Abu, para konfreria setelah menerima abu, mereka wajib mengadakan pembukaan
Pengajian sebagai tanda dimulainya mengaji oleh suku-suku Semana. Beberapa
suku yang mempunyai peranan
penting dalam Semana Santa, antara lain; suku Kabelen, Suku Lewai, Suku Raja
Ama Koten (Diaz Viera Da Godinho), Suku Kea Alyandu, Suku Ama Kelen De Rosary,
Suku Maran, Suku Sau Diaz, Suku Riberu Da Gomes, Suku Lamuri, Suku Mulowato,
Suku Lewerang dan suku Kapitan Jentera. Seluruhnya ada
tiga belas suku. Upacara
pengajian ini dilakukan selama masa prapaskah sampai dengan hari rabu dalam
pekan suci.
Pada hari rabu dalam pekan puncak
atau yang biasa dikenal dengan nama Rabu Trewa (Rabu Berkabung) rabu sebelum
kamis putih, sekitar jam 07.00 diadakan Pengajian Penutup di Kapela Tuan Trewa.
Penanggungjawab pengajian ini adalah suku Kapitan Jentera (suku Fernandez
Aikoli), yang juga sebagai pemilik patung Trewa (Tuan Trewa).
Pada pukul 10.00 masyarakat
kelurahan Larantuka
mulai mengarahkan perhatiannya ke Tori Tuan Trewa karena di sini akan diadakan
pembukaan pintu Tori oleh kepala suku
Fernandez Aikoli. Setelah seremoni dan Muda Tuan (patung dimandikan) oleh kepala suku, pada hari berikutnya patung Tuan Trewa kemudian ditakhtakan
untuk masyarakat umum. Patung Tuan Trewa memperlihatkan Yesus yang dirantai
sambil mengenakan mahkota duri serta darah mengalir di wajahnya. Dalam kegiatan ini dilaksanakan kegiatan doa bergilir semalam suntuk di Tori
ini hingga perarakannya pada Jumat sore ke armida IV yang berjarak sekitar 60
meter.
Pada malam rabu trewa ini juga
seluruh kota Larantuka terdengar gaduh di mana-mana dengan memukul drum,
menarik seng di jalan-jalan dan sebagainya sebagai tanda untuk mengingatkan
kita akan gaduhnya prajurit dan serdadu memasuki Taman Getzemani menangkap dan
menyeret Yesus.
b)
Kamis Putih
Pada hari kamis ini, ada
berbagai kegitan yang dilakukan.
Mulai dari pemasangan turo (pagar lilin di sepanjang rute
prosesi), pembukaan kapela-kapela secara resmi dilanjutkan dengan
penciuman patung-patung. Upacara ini pun dilakukan dalam suasana hening dan
khusuk. Seluruh sudut kota Larantuka mengalami kebisuan,segala kesibukan dihentikan dan bebagai tindakan yang
menghasilkan bunyi-bunyi ditiadakan. Hari ini
juga dinamakan sebagai hari bae (hari untung) karena Tuhan
bersedia datang mengunjungi Kota Larantuka.
Acara pemasangan turo dilakukan pada
pagi-pagi benar sebelum kapel-kapel dibuka pada jam 09.00, karena semua wajib
menyaksikan pembukaan kapel oleh raja Larantuka. Setelah itu upacara penciuman
dimulai. Semua patung dibuka untuk umum, namun tidak boleh mendahului patung
Tuan Ma dan Tuan Ana. Patung-patung itu misalnya, Tuan Ma, Tuan Ana, Tuan Menino, Tuan
Bediri, Tuan Terewa dan patung-patung kecil lainnya. Semua kegiatan penciuman
ini dilakukan dengan tenang.
c)
Jumat Agung
Hari ini adalah puncak dari semua
kegitan Semana Santa, karena pada hari ini akan diadakan prosesi mengelilingi
kota Larantuka. Namun sebelum mengadakan prosesi pada malam hari, ada berbagai
kegiatan dilakukan. Misalnya, melanjutkan upacara penciuman, pemasangan lilin
di jalur prosesi, pembuatan Armida, berdoa di kubur.
Salah satu kegiatan yang menarik darai prosesi
di hari jumad adalah prosesi bahari (prosesi laut di selat Gonsalu). Prosesi ini merupakan
prosesi perarakan Tuan Menino dari
rumah-Nya yang berada di ujung kota Larantuka menuju Armida-Nya di jalur
perarakan. Upacara ini unik karena dilakukan di laut dan semua jenis kapal
motor, perahu, dan berbagai jenis lainnya wajib mengikutinya.
Pada sore harinya semua
berbondong-bondong pergi ke kuburan untuk
menyalakan lilin dan berdoa. Ini dilakukan agar para arwah pun turut mengikuti
upacara ini. Setelah itu pada jam 18.00 prosesi dimulai, dibuka dengan nyanyian
Lamenatasi yang dibawakan oleh Konfreria. Prosesi dimulai di Gereja Katederal
dan berakhir pula di Gereja Katederal. Menariknya adalah kita melihat orang
dengan jilbab dan pecipun berada
di sepanjang perarakan ini. Mereka hadir untuk menjadi penjaga keamanan selama
prosesi berlangsung. Hal ini memang tidak asing karena memang di Larantuka
hidup rukun antar umat beragama sungguh baik.
Dalam prosesi ini ada delapan armida
disinggahi. Delapan armida itu adalah: Misericordiae, Tuan Meninu, St.
Philipus, Tuan Terewa, Mater Dolorosa, Kuce dan armida Tuan Ana. Menurut bapak
Kristiforus Tedjokusumo, setiap persinggahan diadakan pembacaan Kitab Suci dan
menyanyikan lagu Ovos. Ketika ditanya mengapa dibacakan Kitab Suci di setiap
perhentian, ia menjelaskan bahwa karena di setiap perhentian itu ada patung-patung
yang melambangkan penderitaan Kristus sehingga diadakan pembacaan kisah-kisah
yang berkaitan dengan penderitaan Kristus. Karena ada delapan
armida yang harus
disinggahi maka biasanya upacara prosesi ini berakhir kira-kira jam 04.00-05.00
pagi.
d)
Sabtu Santo
Pada hari ini tidak ada kegiatan
yang lebih istimewa karena upacara puncak semana santa berpuncak pada hari Jumat (kemarin). Pada hari
ini semua patung diarak kembali ke rumahnya masing-masing.
Sesuai tradisi sebelum patung Tuan Ma dan Tuan Ana masuk kerumah mereka, semua
patung kudus lainnya sudah harus masuk rumah kediamannya masing-masing kecuali
patung Tuan Menino yang
masih berada dalam perjalanan di selat Gonsalu. Setelah pengembalian semua
patung ke rumah mereka, semua umat mulai bersiap-siap untuk mengikuti perayaan
Ekaristi Malam Paskah sebagai sumber dan puncak iman.
2.2.2
Upacara Lewak Tepo
Ritual lewak
tapo adalah proses membelah kelapa yang dimaksudkan untuk mencari tahu sebab
kematian seseorang yang tidak wajar atau meninggal sebelum masa tua mereka. hal
ini sekaligus bertujuan untuk membersihkan bobot dosa yang dilakukan orang
tersebut ataupun keluarganya yang menyebabkannya meninggal dunia dan tidak akan
terulang kembali di kemudian hari.
Pada pandangan orang lamaholot
pengingkaran terhadap koda (kebenaran) menyebabkan seseorang mudah mati atau
mati muda. Koda hampir mirip seperti norma yakni larangan atau perintah yang
ditujukan agar terciptanya keharmonisan antar manusia, manusia dengan
lingkungan dan yang terpenting manusia dengan sang pencipta. Seseorang yang
mempunyai bobot dosa yang banyak akan ditimpalkan hukuman oleh rera wulan tana
ekan berupa kematian yang tidak wajar. hal ini kemudian melahirkan tradisi
ritual lewak tapo.
v Simbol-simbol Ritual Lewak Tapo
ü Tapo /
Kelapa
Disimbolkan
sebagai kepala manusia, karena kepala adalah pusat pengendali aktivitas
manusia, kepala juga sebagai pengendali perilaku baik ataupun buruk. perilaku
buruk tersebut yang mengakibatkan seseorang mengalami kematian yang tidak
wajar, yang tidak lain adalah kendali dari kepala. Lewat buah kelapa diyakini
akan terungkap kesalahan – kesalahannya dan dilakukan pemulihan agar tidak
terjadi kembali di kemudian hari.
ü Sirih Pinang
Ditujukan
untuk menyapa atau untuk menghormati para roh leluhur ataupun para tamu pria
yang dating. Sirih pinang berbentuk seperti rokok. Sirih pinang juga
disimbolkan sebagai jenis kelamin. Pinang ( wanita) dan sirih ( pria ). Makna
simbolik ini terdiri dari dua dimensi yakni :
a. Dimensi
sosial sebagai sarana pengikat atar semua orang yang terlibat dalam upacara
lewak tapo. Mereka dengan ikhlas ikut mensukseskan acara tersebut
b. Dimensi
religi sebagai sarana penyatu antara manusia dengan leluhur dan Tuhannya, Hal
ini dilakukan agar mendapatkan restu dalam pelaksanaan acara ritual tersebut.
ü Tuak
Minuman khas
ritual lewak tapo ini juga memiliki dua makna yakni :
·
Makna religious : tuak adalah sarana untuk menyatakan
segala sesuatu yang dilaksanakan dalam ritual lewak tapo berada naungan
leluhur. untuk itu leluhur sangat diutamakan dalam proses ritual ini.
·
Makna sosial : tuak adalah sarana penguat sumpah
antara mereka yang meminumnya dan menyisyaratkan ikatan social pada yang
meminumnya.
ü Belegan :
Belegan
adalah gumpalan kapas putih dengan jumlah yang ditentukan oleh molan (dukun). bertujuan
untuk pengungkapan dan pembersihan bobot – bobot dosa yang dilakukan yang dapat
menghambat jalannya upacara ini.
v Ciri Bahasa
Ritual
1) Diksi dan
sajak cenderung tetap
2) Diucapkan
oleh orang tertentu
3) Diucapkan
pada tindakan ritual sakral
4) Digunakan untuk
berkomunikasi dengan sang pencipta atau leluhur
5) Bahasanya
cenderung berdaya magis.
v Identifikasi
Bahasa Ritual
1) Bahasa
sehari-hari yang ditingkatkan fungsi , bentuk dan artinya.
2) Punya
bentuk/susunan yang cenderung tetap.
3) Puitis dan
metaforis
4) Menyajikan
polisemi , homonym dan sinomini
5) Bentuk dan
makna berkaitan secara sistematis.
Keyakinan orang lamaholot adalah
kebersamaan. dengan ini menunjukan tradisi lewak tapo mengandung makna
persatuan sebagai hubungan antara manusia dan leluhur. makna persatuan dengan
leluhur ini membangun suatu nilai religious tersendiri di masyarakat lamaholot.
orang lamaholot juga berkeyakinan pula leluhur dan Tuhan berperan penting dalam
ketentraman , keharmonisan , dan keselamatan hidup. Lewak tapo juga bertujuan
untuk melindungi generasi berikut. Makna pemujaan ini menyiratakan kesadaran
kita sebagai manusia adalah makhluk yang tidak berdaya di hadapan sang
pencipta. Artinya bahasa tidak hanya sebagai bagian dari budaya, tetapi bahasa
adalah gambaran bahasa dari budaya masyarakat/penuturnya tersebut.
2.2.3 Proses Adat Pernikahan di Larantuka
Di Larantuka, proses pernikahannya
berlangsung melalui serangkaian acara sebagai berikut :
Ø Maso minta/tongka Tanya
Proses ini
mengawali proses menuju perkawianan.Dalam proses ini keluarga dari pihak
laki-laki akan menyambangi kediaman perempuan.Orang tua dari laki-laki beserta
keluarga besar nya setelah menanyakan keseriusan anaknya bermaksud untuk
memperkenalkan diri kepada keluarga perempuan.Juru bicara dari pihak laki-laki
akan menjelaskan maksud kedatangan keluarga besar mereka dan meminta ijin
kiranya pihak perempuan berkenan merestui anaknya untuk menjalin hubungan
dengan anak mereka.Biasanya dalam proses ini belum dibicarakan secara serius
tentang kelanjutan hubungan kedua pasangan,hanya sekedar silahturahmi dan
berkenalan.Kadang pada proses ini sudah mulai dibicarakan tentang belis/mahar
yang harus dipenuhi pihak laki-laki.
Ø Pertunangan/Tuka Cince
Ketika
dilihat bahwa hubungan anak mereka dengan gadis pujaan hatinya sudah memasuki
tahap serius maka keluarga bersiap untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.Orang
tua laki-laki akan kembali mengumpulkan keluarga besarnya dan bersama-sama
mereka mendatangi pihak perempuan.Sebelum kedatangan umumnya keluarga wanita
diberitahukan terlebih dahulu sehingga telah ada persiapan.Ketika
memasuki proses ini maka pasangan sudah terikat.Cincin dipersiapkan sebagai
lambang mengikatkan cinta kedua anak mereka dan kedua keluarga besar.Kedua
keluarga juga membicarakan proses selanjutnya,setelah cincin dikenakan oleh
masing-masing pasangan.
Kedua
keluarga besar secara resmi sudah dipersatukan dan ketika ada hajatan diantara
keduanya maka mereka akan saling mengundang.Perempuan dengan sendirinya harus
lebih sering diperhatikan laki-laki dengan menyiapkan segala yang menjadi
kebutuhannya.Pada proses ini kadang selain membawa cincin keluarga laki-laki
juga membawa perlengkapan lainnya seperti perhiasan emas yang akan
dikenakan wanita.Kesempatan ini juga dipakai untuk membicarakan belis/mahar
yang harus disiapkan mempelai laki-laki.
Ketika
sudah memasuki proses ini, bila sebelum terjadi pemberkatan nikah salah satu
pasangan melanggar maka akan dikenakan denda.Denda dikenakan sesuai
kesepakatan dan pembicaraan diantara kedua keluarga sesuai tuntutan keluarga
yang dikhianati. Sering disebut sebagai tanda Tuto Malu atau menjadi pelajaran
agar tidak menyepelehkan/melanggar kesepakatan.
Ø Tuli Nama
Tuli
nama/tulis nama merupakan kegiatan mencatatkan nama pasangan di Gereja untuk mengikuti
pemberkatan nikah.Peraturan gereja katolik mewajibkan pasangan untuk mengikuti
kursus perkawinan sebelum menikah.Setelah itu pasangan yang akan menikah
diumumkan dalam tiga minggu berturut-turut namanya diumumkan di Gereja asal
pasangan.Melengkapai proses di Gereja kedua keluarga kembali bertemu dan mulai
berbicara serius mengenai kegiatan pernikahan.Detail acara dan perlengkapan
yang diperlukan sudah mulai dibicarakan dalam kesempatan ini.Kedua keluarga
berkumpul sambil menikamati hidangan yang disediakan pihak wanita.Tanggal
pernikahan mulai ditetapkan.
Ø Anta Sire Pinang
Setelah
pengumuman ketiga di Gereja dan dipastikan pernikahan sesuai jadwal yang
ditentukan,sehari sebelum pemberkatan pernikahan (biasanya malamnya dilanjutkan
dengan resepsi pernikahan) digelar proses anta sire pinang.Proses ini di banyak
daerah sering disebut dengan “antar seserahan”.Dahulu pada acara ini selalu
diiringi kelompok musik dengan perlengkapan
musik,gendang,suling,juk/okulele,gitar dan biola sambil membawakan lagu
Lui E dan lagu daerah lainnya.
Dalam
proses ini keluarga laki-laki akan menghantar belis/mahar juga segala
perlengkapan pernikahan dan pesta pernikahan kepada keluarga wanita.Baju
pengantin dan semua perlengkapan pakaian yang akan dikenakan mempelai
wanita disiapakan dari ujung rambut sampai ujung kaki.Binatang yang akan
disembelih.Beras dan perlengkapan makanan lainnya beserta peralatan
memasak.Juga tak lupa kayu bakar.Sebelum memasuki rumah mempelai wanita,di
depan pintu rumah perwakilan keluarga calon pengantin pria akan dijemput oleh
perwakilan keluarga calon pengantin wanita.Wakil keluarga pria akan menuangkan
arak di gelas dan memberikan kepada wakil keluarga wanita.
Setelah
wakil keluarga calon mempelai waniat menenggak arak yang diberikan,wakil keluarga
pria akan memberikan belis (uang/gading sesuai kespakatan kedua keluarga) dan
diterima wakil dari keluarga wanita.Wakil keluarga wanita umumnya akan membalas
dengan memberikan sarung (tenun ikat Flores timur)satu atau dua lembar
atau cindera mata lain(tergantung kesepakatan keluarga wanita).Setelah upacara
serah-serahan hantaran selesai dilanjutkan dengan santap malam menikmati
hidangan yang disediakan keluarga calon pengantin wanita.
Ø Kumpo Kao
Bukan
termasuk tahapan pernikahan tetapi proses yang mengikutinya.Beberapa jam
sebelumnya di tenda pesta keluarga dari calon pengantin pria dan wanita akan
menerima tamu dari keluarga yang mengantar pemberian berupa uang dan binatang
(anta bagian)yang dikumpulkan (urung rembuk)memberikan
bantuan/partisipasi (kumpo kao).Kumpo kao merupakan adat kebaiasaan yang
dilakukan keika ada pesta pernikahan atau ada kematian.
Kumpo kao
dimaknai sebagai sambo tangan (ikut berkontribusi) membantu dengan
memberikan uang sesuai kemampuan.Kumpo kao hanya untuk keluarga besar
dari yang empunya hajat/yang ada hubungan kekerabatan.Keluarga menyiapkan
jamuan makan dan minum untuk rombongan kumpo kao sebagai ucapan terima
kasih.Biasanya keluarga yang hadir pada saat ini kebanyakan tidak mengikuti
jamuan pernikahan (pesta pernikahan) besoknya.
Ø Bua Tenda
Bukan
termasuk proses pernikahan tetapi proses yang mengikutinya.Dua atau tiga hari
sebelum anta sire pinang dan pesta pernikahan keluarga dari calon mempelai pria
dan wanita akan mengundang kaum laki-laki sedesa dan keluarga dekat untuk
berpartisipasi dalam proses mendirikan tenda yang akan dipaki untuk pesta.Tenda
yang dibuat biasanya memakai terpal sebagai penutupnya (dulu memakai seng atau
daun kelapa)dengan tiang penyangga dari bambu atau balok kayu.Juga dibuat
panggung memakai balok kayu atau drum.
Semua
bergotong-royong mendirikan tenda dan mengambil bangku/kursi untuk ditempatkan
di tenda.Besok sebelum pesta beberapa orang yang terbiasa membuat dekorasi akan
begadang membuat dekorasi tenda dan panggung latar tempat duduk pengantin.Pada
pesta perkawinan yang digelar biasanya setelah acara sambutan dan santap malam
dilanjutkan dengan joget atau menari.Ada dolo-dolo,roko tenda
,cha-cha,teras,jai,dansa,juga joget dengan berbagai irama music.Tua muda
berbaur bergembira bersama.Yang muda sering sampai pagi,tergantung dari tuan
rumah kapan pesta harus berakhir.
Ø Lepa Bujang
Proses
pernikahan yang terakhir yang dijalani,tapi sekarang bukan merupakan sebuah
kewajiban jadi tergantung kepada keluarga mau dirayakan atau tidak.Proses
ini merupakan proses perpisahan atau pernyataan bahwa kedua mempelai telah
memasuki kehidupan berumahtangga, bukan sendiri lagi/bujang.kesempatan ini juga
diperguanakan sebagai ajang ucapan terima kasih dari keluarga dan kedua
mempelai kepada teman,saudara,tetangga dan handai taulan yang membantu
sehingga acara pernikahan terlaksana.
Pernikahan
dengan segala proses yang mengikutinya menjadi sebuah perjalanan
panjang dan sebuah peristiwa kebudayaan yang telah lama hidup dan
dijalankan oleh para leluhur dan kemudian mereka wariskan kepada kita.Mewarisi
kebudayaan mencerminkan kita sebagai masyarakat adat yang masih menjaga
nilai-nilai luhur tersebut.Menjalankannya membuat kita sebagai manusia yang
tahu adat atau mencintai adat istiadat yang memberikan kebaikan bagi kehidupan.
2.3 Kesenian Daerah di Larantuka
2.3.1 Tarian Daerah
1.
Tarian Hedung
Tarian
Hedung merupakan
tarian tradisional dalam budaya masyarakat Flores Timur. Tarian ini
merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk menyambut pahlawan yang
pulang dari medan perang. Tarian ini melambangkan nilai – nilai kepahlawanan
dan semangat berjuang yang tak kenal menyerah. Dewasa ini,tarian hedung yang
merupakan salah satu tarian kebanggaan masyarakat Flores Timur yang juga
dibawakan dalam acara; penyambutan tamu,pada pesta adat seperti; pembuatan
rumah adat. Dalam tarian ini, para penari baik tua, muda/anak – anak yang
terdiri dari kaum laki – laki dan juga beberapa kaum perempuan menggunakan
berbagai perlengkapan yang biasanya digunakan para ksatria Flores Timur untuk
berperang,yaitu :
1.
Parang Adonara (Kenube witi Taran).
2.
Tombak (Gala).
3.
Perisai (Dopi).
4.
Ikat kepala daun kelapa (Knobo).
5.
Gemerincing yang diikat di kaki (Bolo’n)
6.
Kain sarung tradisional ( Kwatek – untuk
Perempuan,Nowi’n – untuk Laki – laki ).
Diiringi musik tradisional (dari gong,gendang dan irama bolo’n), para penari memperagakan gerakan yang mirip dengan orang yang sedang berperang. Mereka akan ”berperang” satu sama lain memperagakan duel dengan mengayunkan parang atau membuat ancang – ancang untuk melemparkan tombak.
b.
Tarian Lui E
Tarian ini biasa digunakan di saat acara-acara adat dan juga acara pernikahan, dan acara-acara penyambutan tamu-tamu penting. Tarian ini lebih sering dimainkan oleh wanita.
2.3.2
Tenun Ikat
Kwatek (untuk perempuan) / Nowi'n
(untuk laki-laki) merupakan tenunan tradisional asal Flores Timur. Tenunan ini
berbeda-beda motif nya di tiap daerah di Nusa Tenggara Timur, khusus untuk
Flores Timur tenunan ini memiliki ciri umum dengan variasi lebih dari 3 benang
dan ukiran motif hanya berada di bagian atas dan bawah sarung saja, ini tidak
seperti tenunan tradisional lain yang ukiran motif ada di seluruh sarung
menyebar secara merata dan padat. Satu lagi yang membedakan kwatek Flores Timur
dengan kwatek lain adalah, penggunaan benang yang di buat sendiri dari kapas
sebagai campuran, meskipun cuma sedikit, tetapi pasti selalu ada.
Kwatek dan Nowi'n berbeda dari segi
motif dan warna yang digunakan, kalau kwatek lebih "rame" dalam hal
variasi warna dan motif sementara Nowi'n lebih simpel. Meskipun satu digunakan
oleh perempuan dan yang satu lagi digunakan oleh laki-laki, tetapi dalam hal
penyebutan, untuk mempermudah kadang digunakan kata Kwatek yang menunjukkan
tenunan tradisionalFlores Timur.
Penggunaan Kwatek & Nowi'n
Tenunan tradisional ini sampai sekarang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Flores Timur meskipun dengan frekuensi yang mulai menurun sebagai akibat dari perkembangan mode dalam fashion yang didukung oleh kelancaran arus barang dan jasa serta berkurangnya minat menggunakan Kwatek. Tetapi pada acara ataupun pesta adat kwatek masih tetap digunakan karena merupakan sebuah keharusan, misalnya ya dalam tarian hedung atau tarian lain, dalam pesta pernikahan, ataupun pada saat kematian dan upacara adat lain yang bukan pesta, misalnya orek (acara adat dimana seseorang melakukan perjamuan makan dengan leluhurnya).
Proses Pembuatan Kwatek
Untuk Kwatek Kiwane proses
pembuatannya bisa memakan waktu selama sebulan serta tergantung musim berbunga
dari pewarnanya (keroke) dan tentunya musim berbuah kapas. Sementara untuk
Kwatek biasa, pembuatannya memakan waktu sekitar satu minggu.
Secara umum apapun jenis dan motif Kwateknya, menurut adat tenunan tradisional ini tidak dapat dikerjakan jika di suatu kampung terjadi kemalangan - kematian, dan menurut kebiasaan menenun juga tidak dapat dilakukan jika ada pesta besar.
Secara umum apapun jenis dan motif Kwateknya, menurut adat tenunan tradisional ini tidak dapat dikerjakan jika di suatu kampung terjadi kemalangan - kematian, dan menurut kebiasaan menenun juga tidak dapat dilakukan jika ada pesta besar.
Proses
pembuatan kwatek terdiri dari dua tahapan besar, yang pertama adalah oe
kenirek dan yang kedua adalah tahapan pembuatankwatek itu
sendiri.
1.
Oe Kenirek
Oe kenirek dapat disebut sebagai
tahapan ideologis dimana perempuan-perempuan dalam satu garis keturunan
mengikut ibu berkumpul dan mempersiapkan permulaan dari proses penenunan. Pada
tahapan inilah, jika seorang perempuan sudah memutuskan untuk menenun maka ia
harus menyelesaikan tenunannya itu.
Oe kenirek dilakukan
sejalan dengan musim tanam jagung sampai panen jagung. Dengan demikian, oe
kenirek juga merupakan bagian dari ritual adat yang menyimbolkan
proses penutupan panen lama dan pembukaan panen baru. Karna dalam proses oe
kenirek ini ada tahapan memakan panen lama dan panen baru. Selain itu, prosesnya juga kadang berbeda
pada masing-masing oe, aliran keturunan, oe kenirek juga menyebabkan perbedaan
warna, bahan dan motif pada tiap-tiap kwatek/nowin. Selanjutnya, mengenai oe kenirek ini terbilang sacral.
2.
Pembuatan Kwatek
Bagian kedua pembuatan kwatek ini terbilang praktis karena sudah tidak lagi melibatkan ritual-ritual adat. Prosesnya adalah sebagai berikut :
Bagian kedua pembuatan kwatek ini terbilang praktis karena sudah tidak lagi melibatkan ritual-ritual adat. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1.
Balok Kapek
:
Merupakan roses
memisahkan kapas dengan biji kapas dengan menggunakan alat yang di sebut Menalok
2.
Buhu Kapek:
Merupakan proses
penghalusan kapas yang dapat dijadikan benang dengan menggunakan menuhuk.
3.
Ture Lelu:
Merupakan proses pembuatan benang dengan menarik dan memelintir kapas dengan menggunakan Tenure.
4. Lawa Bena:
5.
Ta Warna:
Merupakan proses pewarnaan benang dengan menggunakan pewarna alami dan di rendam dalam kendi.
6. Pai Bena:
Merupakan proses penjemuran benang yang
sudah di warnai
7. Pudu Bena:
Merupakan proses pemintalan benang
8. Neket :
Merupakan proses awal penyusunan benang berdasarkan warna dan motif helai demi helai
9. Tane :
Merupakan proses penenunan setelah
selesai dengan Tane proses berikutnya adalah menjahit seperti biasa sesuai
bentuk dan kwatek pun siap digunakan.
2.4 Makanan Khas Larantuka
1.
Rumpu Rampe
Sayur Rumpu rampe dalam pengertian
sederhana di Flores Timur adalah campuran sayuran pahit dengan sayuran yang
tidak mengandung rasa pahit. Orang Flores menggunakan sayur penawar pahit dari
jantung pisang, daun singkong, dan kangkung untuk mencampur sayuran pahit yang
terdiri dari daun, bunga, serta buah pepaya yang masih hijau. Masakan ini
sampai sekarang telah menjadi suatu makanan yang khas.
Adapun orang Flores Timur yang berada di Luar daerah (Jawa) selalu menyajikan masakan ini di setiap acara yang di adakan di rumahnya ataupun pada acara yang diadakan dengan masyarakat di tempat mereka berdomisili. Proses membuatnya pun sangat sederhana.
2.
Jagung Titi
Jagung
titi atau dalam bahasa Lamaholot (bahasa daerah setempat)Wata Kenaen merupakan
makan pokok bagi masyarakat Adonara Adonara disamping Nasi. Sesuai dengan
namanya, jagung titi terbuat dari biji jagung. Proses pembuatannya cukup unik.
Jagung akan “dipreteli” atau dilepas dari batangnya menjadi biji jagung yang
terpisah. Biji jagung ini kemudian disangrai (digoreng kering) dengan
menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat.
Cara
sangrainya pun tidak sekaligus semuanya, tetapi sekitar 5 – 10 biji setiap kali
naik tungku. Setelah dirasa cukup matang, biji jagung tersebut dikeluarkan kemudian
dipipihkan dengan menggunakan 2 buah batu. Satu batu berfungsi sebagai alas dan
yang lainnya menjadi pemukul. Untuk mengeluarkan biji jagung dari wajan yang
masih panas, pembuat jagung titi yang pada umumnya adalah wanita Adonara tidak
menggunakan spatula atau alat bantu lain tetapi hanya menggunakan tangan.
Dalam keadaan masih panas, jagung tersebut dipipihkan. Hasilnya adalah apa yang dikenal sebagai Jagung Titi. Kata titi merupakan dialek NTT untuk menyebutkan proses pemipihan jagung.
2.5 Wisata Alam Larantuka
1.
Danau Asmara
Danau ini dikitari pepohonan lebat
dan sulit menggapai airnya karena dia berada di cekungan. Jadi saya hanya bisa
mengelilingi tebing yang berbentuk cincin dan melihatnya dari atas. Tempatnya
begitu sepi dan suarasuara burung terdengar dimana-mana. Sesekali dahan-dahan
pohon bergoyang karena tingkah gerombolan monyet yang bergelantungan.
Nama danau mulanya Waibelen kemudian
berubah menjadi Asmara karena disini sepasang kekasih yang tak direstui
hubungannya melakukan aksi bunuh diri bersama. Kisah tragis yang mengingatkan
saya pada cerita-cerita semacam Romeo dan Juliet. Tanjung Bunga adalah tempat
yang istimewa karena dari sinilah nama Pulau Flores berasal. Tanjung Bunga jika
diterjemahkan dalam bahasa Portugis menjadi Cabo das Flores.
Ada dua versi kenapa dinamakan
demikian. Ada yang menyebut bahwa nama ini disematkan karena bangsa Portugis
melihat koral warna-warni di laut tanjung ini, bukan karena bunga-bunga. Versi
lain yang lebih bisa dibuktikan faktanya dan tertuang dalam dokumen
penjelajahan Portugis, disebutkan bahwa dinamakan Cabo das Flores karena saat
tiba pada bulan Februari area ini hingga Larantuka dipenuhi kembang-kembang
pohon Flamboyan berwarna merah merona. Di sini memang banyak pohon Flamboyan.
Sayangnya,
mereka hanya berbunga sekali setahun dan itu hanya berlangsung dari bulan Januari hingga awal bulan Maret.
mereka hanya berbunga sekali setahun dan itu hanya berlangsung dari bulan Januari hingga awal bulan Maret.
2.
Pantai Watotena
Pantai ini berada di pulau Adonara. Pantai ini memiliki keindahan yang sangat mempesona.
2.6 Pahlawan Larantuka
Beliau terlahir dengan nama lengkap Herman Yosep Fernandez pada tanggal 3 Juni 1925 di Ende,
sebuah kabupaten di tengah pulau Flores. Kedua orang tuanya –Markus Suban
Fernandez dan Fransisca Theresia Pransa Carvallho– berasal dari Larantuka
sehingga sosoknya lebih dekat di hati masyarakat Larantuka. Semasa kecil, anak
ke empat dari dua belas bersaudara ini dikenal sebagai anak pendiam tetapi
cekatan dan berkemauan keras. Jiwa petualangnya sudah kelihatan sejak kecil
karena hampir semua gunung dan bukit di tanah kelahiran pernah dijelajahinya.
Selain berpetualang, kegemaran lainnya saat kecil adalah membuat Katapel
–beliau cukup mahir dalam membidik burung– dan parang dari besi-besi bekas.
Menurut cerita keluarga, kepiawaiannya membidik sasaran merupakan warisan dari
sang ayah yang –merupakan punggawa raja Larantuka– sangat mahir dalam
menggunakan bedil.
Pada tahun 1941 ia tamat dari Schakel
School (SMP zaman Belanda) dan berencana melanjutkan ke Hollands
Inlandsce Kweekshcol (HIK) Muntilan atau Sekolah Guru Bantu (HGB) bersama
sahabatnya Frans Seda, mantan menteri keuangan Orde Lama dan menteri
perhubungan di Kabinet Pembangunan I. Keinginannya ini ditentang oleh sang Ibu,
namun karena memiliki kemauan keras maka sang ibu pun akhirnya mengalah meski
dengan berat hati.
Di HIK Muntilan, Herman Fernandez menjalin
persahabatan dengan Yos Sudarso –teman sebangkunya–, Slamet Riyadi, Alex
Rumambi, mantan Dirjen Protokol dan Konsuler Deplu-RI yang berjuang bersamanya
di Sidobunder serta tokoh-tokoh nasional lainnya. Sayangnya baru setahun
bersekolah, Jepang sudah menduduki pulau Jawa sehingga merekapun diangkut ke
Mertoyudan untuk dilatih menjadiSainendan dan Kaibonden.
Hal ini ditolak oleh Herman
Fernandez dan teman-temannya yang berasal dari luar pulau Jawa dan
diam-diam mereka menumpang kereta api ke Yogyakarta. Oleh karena tidak memiliki
keluarga dan kenalan di Yogyakarta maka hidup mereka pun terkatung-katung
sehingga Herman Fernandezdan
Alex Rumambi terpaksa menerima pekerjaan sebagai buruh tambang Batubara di
Cikotok. Sebagian pendapatan yang diperoleh dikirim ke Yogya untuk biaya
sekolah Frans Seda dan teman-temannya yang lain.
Ketika pecah Revolusi pada tahun
1945, Herman Fernandez dan
Alex Rumambi kembali ke Yogyakarta dan bergabung dengan Keris
(Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi). Kemudian ia membentuk Gerisk
(Gerakan Rakyat Indonesia Sunda Kecil) bersama Prof. Dr. Ir Herman
Yohanes –mantan menteri PU Orde Lama–, Frans Seda serta teman-temanya yang
kebanyakan berasal dari NTT. TerakhirHerman
Fernandez bergabung dengan Perpis (Persatuan Pelajar Indonesia
Sulawesi) di bawah komando Maulwi Saelan (mantan wakil komandan
Tjakrabirawa). Perpis bergabung dengan Resimen Hasanudin yang dipimpin oleh
Andi Matalatta dan kemudian berubah menjadi Resimen Hasanudin Seksi
Pelajar.
Pada tahun
1947 Markas Besar Tentara Pelajar (TP) mengirim beberapa kesatuan TP ke
Sidobunder, Kebumen Jawa Tengah untuk memperkuat pertahanan TRI (Tentara Rakyat
Indonesia). Perpis yang dipimpin Maulwi Saelan termasuk yang dikirim. Pada
tanggal 1 September 1947 –satu malam setelah Perpis tiba di Sidobunder–
berkembang kabar bahwa pasukan Belanda telah mengadakan pemusatan pasukan di
Karanganyar, maka pasukan di bawah komando Maulwi Saelan ini dipercaya untuk
menghadang Belanda di jalan menuju Karanganyar.
Oleh karena menjadi benteng pertama
dalam menghadang pasukan Belanda maka pasukan mereka dilengkapi berbagai
senjata dan Herman Fernandez dipercaya
menggunakan senapan mesin(juki) karena postur tubuhnya yang tegap.
Keesokan harinya mereka sudah bersiap-siap menghadapi pasukan Belanda yang
mulai bergerak perlahan menuju Sidobunder. Hujan mortir dan peluru-peluru musuh
menggempur pos mereka dan pos tentara pelajar lainnya. Mereka berusaha membalas
namun keunggulan jumlah senjata dan pasukan membuat pasukan Maulwi Saelan
tercerai berai. Hal ini menyebabkan Herman Fernandezbeserta beberapa temannya (La Indi, La Sinrang dan
Losung) terpisah dari pasukan induk. Mereka berusaha melewati sawah yang
digenangi air karena hujan turun sangat deras dan akhirnya tiba di sebuah kebun
kelapa yang menyebabkan mereka sulit bersembunyi. Peperangan jarak dekat pun
terjadi bahkan sesekali terjadi duel satu lawan satu dengan menggunakan bayonet
karena mereka kehabisan peluru.
Losung dan La Indi akhirnya
tertangkap dan ditembak mati di tempat. Herman Fernandez kepergok seorang opsir Belanda namun peluru
La Sinrang yang tinggal satu-satunya berhasil menembus dada opsir tersebut.
Tembakan pasukan Belanda lainnya yang semakin mendekat membuat Herman Fernandez dan La Sinrang
yang sudah kehabisan peluru berpencar. Pasukan Belanda berhasil menangkap La
Sinrang, namun Herman Fernandez berhasil
meloloskan diri. Ia berusaha menyeberangi sebuah sungai yang cukup dalam dan
berhasil bergabung kembali dengan pasukan Perpis lainnya.
Kematian La Indi dan Losung serta tertangkapnya La Sinrang segera dilaporkannya
kepada Maulwi Saelan yang segera mengumpulkan pasukannya yang tersisa.
Ternayata Alex Rumambi tidak ada dan tidak diketahui keberadaanya maka Herman Fernandez segera
ditugaskan oleh Maulwi Saelan untuk mencarinya.
Maulwi Saelan pernah mengungkapkan
bahwa postur tubuh yang lebih besar serta kedisiplinanlah yang menjadi
pertimbanganya untuk menugaskan Herman
Fernandez kembali menyeberangi sungai yang dalam dan deras untuk
mencari Alex Rumambi. Tugas ini dijalankan oleh Herman Fernandez dengan penuh tanggung jawab dan ia berhasil
menemukan Alex Rumambi yang terluka parah karena tertembak serta tersayat
bayonet. Ia menyangka temannya karibnya itu sudah meninggal, namun Alex Rumambi
yang sempat membuka mata membuat ia lega karena ternyata masih hidup. Alex
Rumambi sempat dibopongnya sejauh beberapa meter namun kondisi medan berupa
kebun kelapa yang terbuka membuat mereka mudah dilihat oleh pasukan Belanda.
Pertempuran pun terjadi di antara batang-batang pohon kelapa dan akhirnya Herman Fernandez ditangkap
setelah tertembak di kaki. Alex Rumambi yang terluka para tidak digubris oleh
Belanda karena disangka sudah tewas.
Herman
Fernandez sempat ditahan di beberapa tempat sebelum akhirnya
bertemu dengan La Sinrang. Ia bersyukur karena La Sinrang yang telah
menyelamatkan nyawanya masih hidup juga. La Sinrang menuturkan bahwa beberapa
hari sebelum berpisah, seorang Pastor datang dan mengajak Herman Fernandez berdoa. Biasanya
kedatangan rohaniawan menandakan bahwa tahanan tersebut akan dihukum
mati. Herman Fernandez dituduh
membunuh Sersan Nex karena ketika tertangkap ia membawa senjata laras panjang,
sedangkan La Sinrang sedang membawa stand gun –yang sempat
dipungutnya– saat tertangkap. Herman
Fernandez berusaha melindungi kawannya dengan mengakui bahwa dialah
yang membunuh sersan tersebut.
Mereka sering disiksa semena-mena
oleh tentara Belanda yang terus memakiAnjing Soekarno! Herman Fernandez pernah ditanya
lebih memilih mana Negara Indonesia Timur atau Yogyakarta, namun dengan lantang
ia menjawab “Kami kenal dan kami pertahankan cuma satu, Negara Republik
Indonesia”. Jawabannya membuat ia semakin disiksa sebelum akhirnya dibawa
oleh beberapa tentara Belanda dan tidak diketahui kabarnya hingga kini.Tugu
peringatan bagi kusuma bangsa yang gugur di daerah Yogyakarta dan sekitarnya
antara tahun 1945-1949. Salah satunya adalah Herman Fernandez.
Sebelum berpisah, Herman Fernandez sempat berpesan
pada La Sinrang “Kalau nanti saya masti ditembak. Tolong sampaikan
salam saya untuk teman-teman dan tunangan saya di Asrama Katolik Magelang.
Jangan takut mati. Mati ditembak lebih baik daripada mati konyol”.
Herman
Fernandez pun pergi dari hadapan La Sinrang untuk selamanya, namun jenazahnya
tidak ditemukan hingga kini. Banyak isu yang berkembang bahwa setelah ditembak
mati ia dikubur di suatu tempat yang tidak diketahui keberadaanya, namun
ada juga yang mengatakan bahwa mayatnya dimasukkan ke dalam karung dan
dibuang di dalam sungai. Satu hal yang pasti bahwa pusaranya yang bersanding
dengan ratusan pusara Tentara Pelajar diTaman Makam Pahlawan Kusumanegara
Yogyakarta hanya menjadi simbol kematiannya. Simbol bahwa sebagai
Tentara Pelajar, ia pernah membela tanah air.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Kabupaten
Flores Timur yang beribukota Larantuka merupakan sebuah kabupaten kepulauan
yang unik dan kaya akan budaya dan adat istiadat yang khas. Dikatakan unik
karena terdiri dari tiga pulau yakni; pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau
Flores bagian timur. Adat istiadat yang berkembang di Larantuka Flores Timur
juga masih sangat kental. Budaya-budaya yang masih berkembang sampai sekarang
di antaranya adalah tradisi semana santa yang sudah berlangsung selama 500
tahun, adapaun tradisi yang lainnya adalah tradisi lewak tapo, dan juga
pernikahan masyarakat Flores Timur yang sangat khas.
Tidak
hanya tradisinya, masyarakat Flores Timur juga memiliki kesenian daerah yang
unik, diantaranya tarian hedung, tarian lui e, dan adapun masyarakat Flores
Timur mempunyai kain tenun yang dikena dengan istilah kwatek yang sangat unik.
Selain itu di Flores Timur juga terdapat wisata kuliner dan juga wisata alam
yang tidak boleh terlewatkan, makanan khasnya itu adalah jagung titi dan sayur
rumpu-rampe, sementara wisata alamnya yang palng terkenal ialah danau Asmara,
dan pantai Watotena. Selain kebudayaannya, Flores Timur juga memliki pahlawan
yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Flores Timur yakni Herman Fernandez.
3.1 Saran
Setelah
mengetahui banhwa banyak kebudayaan yang masih berkembang di eragai pelosok
negri, termasuk di Flores Timur, kita sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya
turut mengambil bagian dalam melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak hilang
ditelan zaman, dan juga anak cucu kita nantinya dapat mengenal kebudayaan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://larantuka.com/blog/potensi-wisata-flores-timur-perlu-go-internasional.html
http://maryantosilvester.blogspot.com/2012/07/jagung-titi.html
http://daonlontar.blogspot.com/2012/11/lambang-kota-dan-kabupaten-se-provinsi.html
http://derosaryebed.blogspot.com/2011/10/proses-adat-pernikahan-di-larantuka.html
http://desalolong.blogspot.com/2014/07/sayur-rumpu-rampe.html
http://uranrafi.blogspot.com/2014/02/tradisi-semana-santa-di-larantuka.html
http://id.indonesia.travel/id/destination/444/The%20Island%20of%20Flores/article/68/
http://www.travelxpose.com/index.php?option=com_content&view=article&id=564%3Atradisi-lestari-larantuka&catid=45%3Aexplore-domestik&Itemid=84&lang=in
http://sosok.kompasiana.com/2012/02/10/herman-fernandez-bertempur-hingga-peluru-terakhir-434287.html
Casino Review for 2021 | Expert Ratings, Bonuses and Full
BalasHapusIf 광주 출장마사지 you 화성 출장마사지 are looking for a way to 광명 출장샵 test your luck in casinos, 포천 출장마사지 then Casino Review 당진 출장안마 might be a good place to start. Read on to learn more!