Jumat, 11 Maret 2016

Makalah Kebudayaan Masyarakat Flores Timur - NTT




KEBUDAYAAN MASYARAKAT FLORES TIMUR - NTT

MAKALAH
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

DOSEN PENGAMPU    : MUJIYONO

DISUSUN OLEH



ANTONIUS TRISANTO TUKAN
1401413639


PPGT 2013
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki begitu banyak kebudayaan. Kebudayaan-kebudayaan tersebut ada yang perlahan-lahan mulai lang ditelan zaman namun ada juga yang tetap mempertahankan eksistensinya sampai saat ini. Budaya-budaya di Indonesia tersebut berkembang banyak sesuai dengan daerahnya masing-masing. Budaya-budaya di Indonesia juga sudah ada yang sudah melesat menuju ke dunia internasional.
Seperti yang kita ketahui budaya-budaya yang berkembang di Indonesia adalah budaya daerah, budaya nasional dan budaya internasional. Dalam makalah kali ini akan diperjelas mengenai kebudayaan daerah, khususnya budaya daeah yang masih berkembang di Kabupaten Flores Timur NTT.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah letak dan asal-usul daerah Larantuka?
2.      Apa sajakah budaya yang masih berkembang di daerah Larantuka?
3.      Apa sajakah kesenian yang ada di daerah di Larantuka?
4.      Apa sajakah makanan  khas di daerah Larantuka?
5.      Apa sajakah wisata alam yang ada di daerah Larantuka?
6.      Siapakah pahlawan daerah Larantuka?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui letak dan asal-usul daerah Larantuka.
2.      Untuk mengetahui budaya yang masih berkembang di daerah Larantuka.
3.      Untuk mengetahui kesenian di daerah Larantuka.
4.      Untuk mengetahui makanan  khas yang ada di daerah Larantuka.
5.      Untuk mengetahui wisata alam yang ada di daerah Larantuka.
6.      Untuk mengetahui siapa pahlawan dari derah Larantuka.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1            Larantuka
2.1.1. Lambang Kabupaten Flores Timur (Larantuka)





Ø  Lambang Kabupaten Flores Timur berbentuk perisai bersisi lima, yang mengandung arti sebagai perlindungan rakyat dengan sisi lima melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara; 
Ø  Bintang berwarna emas melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai sila I dari Pancasila; 
Ø  Tempat sirih (ekot, wajak, kepe sirih) melambangkan kesatuan/persatuan Flores Timur;
Ø  Padi dan kapas melambangkan kemakmuran (kesejahteraan rakyat); 
Ø  14 butir padi, 12 kuntum kapas, 5 daun sirih serta 8 daun bunga putih melambangkan saat terbentuknya Kabupaten Flores Timur tanggal 14 Desember 1958;
Ø  Bunga yang berdaun bunga putih dan berputik kuning melambangkan Flores Timur yaitu Bunga di timur; 
Ø  Sebilah tombak dan sebilah parang penopang pita nama Daerah Kabupaten Flores Timur yang keduanya dihubungkan dengan tali yang melilit pada batang tombak dan hulu parang dan melingkar sebagian bunga terletak pada/menyentuh tempat sirih, melambangkan Flores Timur yang dahulunya terdiri dari 2 buah wilayah yaitu Demon dan Paji yang suka mengangkat senjata satu sama lainnya tetapi kini tidak lagi, sudah berdamai/bersatu dengan terbentuknya Daerah Kabupaten Flores Timur; 
Ø  Laut sesuai kondisi geografis Flores Timur yang memperlihatkan keindahannya dengan     empat alunan gelombang putih yang melambangkan Adonara, Solor, Lembata dan Flores Timur sebagai daratan yang membentuk Flores Timur; 
Ø  Pohon beringin melambangkan pengayom, menandakan bahwa rakyat Flores Timur ikhlas dan rela menjunjung tinggi kekuasaan dan kewibawaan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 
Ø  Warna lambang hijau adalah harapan, dambaan akan kejayaan. Kuning adalah keagungan, kejayaan, keluhuran. Hitam adalah keteguhan, keabadian. Putih adalah kemurnian hati nurani dan biru adalah ketenangan dan kedamaian
2.1.2  Selayang Pandang Larantuka
Ø  Letak geografis

 



  Kabupaten Flores Timur yang beribukota Larantuka merupakan sebuah kabupaten kepulauan yang unik dan kaya akan budaya dan adat istiadat yang khas. Dikatakan unik karena terdiri dari tiga pulau yakni; pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau Flores bagian timur. Wilayah kabupaten ini sendiri berbatasan langsung dengan, sebelah utara Laut Flores, sebelah selatan Laut sawu. Luas daratan Flores Timur 1.812,85 km2, yang terdiri atas 58,85 % luas Flores Timur daratan, 28,67 % luas Pulau Adonara dan 12,48% luas Pulau Solor. Kondisi topografinya bergunung dan berbukit dengan kemiringan ± 40%. Klimatologi yang kurang bersahabat, curah hujan yang minim mengakibatkan pertanian sulit untuk dikembangkan. Walau kondisi alam seperti ini namun penduduk Larantuka tidak “kering” seperti alamnya. Orang-orangnya bersahabat dan ramah. Mereka tetap bahagia karena mereka yakin bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan mereka sendirian. Kota Larantuka sendiri berada di bawah kaki Gunung Mandiri (Ile Mandiri) dengan ketinggian ± 3500m dan ± 3m di atas permukaan laut.   

Ø  Keadaan penduduk
Masyarakat Flores Timur adalah masyarakat yang plural. Hal ini berarti bahwamasyarakat Flores Timur tidak semua memeluk agama Katolik, tetapi ada yang Islam, Protestan dan Hindu. Walau berbeda-beda agama namun keakraban dan keharmonisan tetap terjalin dengan baik. Konflik antar agama tidak pernah terjadi karena setiap orang menghargai satu dengan yang lainnya.
Jumlah penduduk, boleh dibilang cukup padat. Pada tahun 1999 jumlah penduduk sebanyak 192.196 jiwa, dengan perincian 44,75% laki-laki dan 54,35% perempuan yang yang terdiri dari 88.714 kepala keluarga, dengan rata-rata setiapkeluarga 3 jiwa. Penyebaran penduduk di sana tidak merata, paling padat di kecamatan Adonara Timur, yakni 197 jiwa setiap km2 dan paling sedikit di kecamatan Tanjung Bunga. Jumlah penduduk pada tahun 2012 ini tidak jauh berbeda dengan tahun 1999. Lonjakan yang tidak berarti membuat daerah-daerah di Flores Timur tetap aman dan nyaman.
          Mata pencaharian utamanya adalah pertanian. Sektor ini memberi kontribusi terbesar dalam APD (Anggaran Pendapatan Daerah), sebesar 34,53% dengan angka pertumbuhan 5,85%. Komoditi unggulan pertanian di sana adalah jambu mete. Hal ini dapat dilihat, pada tahun 2003 angka produksi mencapai 5.883.652,00 kg. Dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan 14% sehingga angka produksinya, 6.730.131,00 kg. Karena angka pertumbuhan yang luar biasa ini maka patut dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat kabupaten Flores Timur.













2.2   Budaya di Larantuka
2.2.1 Tradisi Semana Santa
v  Pengertian Semana Santa



     

Semana Santa adalah sebuah tradisi unik umat  Katolik di kota Larantuka, ibu kota  Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Tradisi ini merupakan peninggalan Portugis yang dilakukan untuk merayakan Pekan Suci menyambut datangnya Paskah.  Umat Katolik berkeliling kota Larantuka pada malam Jumat Agung sebagai puncak dari perayaan tersebut.
Selama Pekan Suci, kota Larantuka seolah-olah menjadi hening laksana “kota bisu”. Para peziarah bergerak perlahan namun khusuk dalam kebisuan untuk mengikuti “tapak-tapak penderitaan hingga prosesi pemakaman Yesus”, khas adat Larantuka. Prosesi Semana Santa akan berakhir menjelang dini hari.
Prosesi Semana Santa sungguh merupakan suatu tradisi yang unik dan punya daya tarik yang biasa bagi umat Katolik dari seluruh tanah air. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang berusaha dengan gigih untuk dapat mengikuti prosesi tersebut dan datang dari kota-kota yang jauh seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain-lain. Melihat perkembangan ini, pemerintah bersikap positif dan memasukkan even Semana Santa ke dalam kalender pariwisata Flores Timur untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Larantuka dan Flores secara umum.
v  Sejarah Samana Santa
Semana berarti pekan dan santa berarti suci. Jadi secara etimologi, semana santa berarti pekan suci. Semana santa ini dimaknai secara berbeda. Dalam masa Semana Santa ini ada berbagai macam ritus keagamaayang dilaksanakan. Istilah Semana Santa ini jugamuncul karena ada berbagai macam kegiatan selama sepekan itu.
Ada pun kegiatan yang dijalankan selama itu adalah sebagai berikut: mengaji Semana Santa atau berdoa, cium Tuan Ma, Tuan Ana, dan prosesi Jumat Agung dan masih ada banyak kegiatan lain pula, seperti:prosesi bahari (perarakan Tuan Menino), cium Tuan Bediri, prosesi pengantaran kembali patung Tuan Ma dan Tuan Ana.
Di dalam berbagai kegiatan semana Santa ini, yang menjadi puncaknya adalah Prosesi Jumat malam (perarakan patung Tuan Ma dan Tuan Ana) mengelilingi kota Larantuka. Untuk lebih mengenal semana Santa kita pelu mengenal terlebih dahulu asal-usul Tuan  Ma dan Tuan Ana.

v  Asal-usul Tuan Ma
Dikisahkan pula pada suatu hari Yoan Resiona pergi ke pantai, membawa anak panah dan busur untuk mencari ikan. Ia mengangkat mata memandang ke laut, tiba-tiba ia melihat seorang sedang datang mendekatinya. Semakin dekatlah seorang itu kepadanya lantas sangat terkejutlah ia karena yang dilihatnya itu ialah seorang gadis yang sungguh cantik, lalu Resiona melihat gadis itu menulis namanya di pasir dengan kulit siput.
Sesudah itu Resiona kembali dan memberitahukan kejadian itu kepada Pastor, sebab di kala itu hanya pastor yang bisa membaca dan menulis maka keduanya pun langsung pergi ke pantai. Tulisan itu adalah “AKULAH REINHA ROSARI”. Keduanya langsung mencari gadis itu namun mereka tidak menemukan siapa-siapa. Tetapi mereka hanya menemukan sebuah patung kata Resiona kepada pastor itu,”Wajah gadis yang menulis tadi serupa dengan patung ini”.
Mereka membawa patung itu dan menyimpannya di sebuah rumah dekat rumah Resiona. Resiona memohon kepada pastor untuk memberkati patung itu dan sejak saat itu orang Nagi hidup aman sentosa, hasil kebun melimpah rua, dan hasil tangkapan di laut pun melimpah.


v  Prosesi Samana Santa


Pengalaman mengikuti upacara semana santa sungguh terasa menarik bagi kalangan peziarah yang datang untuk mengikutinya.
Dalam upacara semana santa ini ada berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan, mulai dari Rabu trewa sampai dengan malam paskah misalnya:
a)      Rabu   Trewa
Perlu diketahui bahwa pada hari Rabu Abu, para konfreria setelah menerima abu, mereka wajib mengadakan pembukaan Pengajian sebagai tanda dimulainya mengaji oleh suku-suku Semana. Beberapa suku yang mempunyai peranan penting dalam Semana Santa, antara lain; suku Kabelen, Suku Lewai, Suku Raja Ama Koten (Diaz Viera Da Godinho), Suku Kea Alyandu, Suku Ama Kelen De Rosary, Suku Maran, Suku Sau Diaz, Suku Riberu Da Gomes, Suku Lamuri, Suku Mulowato, Suku Lewerang dan suku Kapitan Jentera. Seluruhnya ada tiga belas sukuUpacara pengajian ini dilakukan selama masa prapaskah sampai dengan hari rabu dalam pekan suci.
Pada hari rabu dalam pekan puncak atau yang biasa dikenal dengan nama Rabu Trewa (Rabu Berkabung) rabu sebelum kamis putih, sekitar jam 07.00 diadakan Pengajian Penutup di Kapela Tuan Trewa. Penanggungjawab pengajian ini adalah suku Kapitan Jentera (suku Fernandez Aikoli), yang juga sebagai pemilik patung Trewa (Tuan Trewa).
Pada pukul 10.00 masyarakat kelurahan Larantuka mulai mengarahkan perhatiannya ke Tori Tuan Trewa karena di sini akan diadakan pembukaan pintu Tori oleh kepala suku Fernandez Aikoli. Setelah seremoni dan Muda Tuan (patung dimandikan) oleh kepala suku, pada hari berikutnya patung Tuan Trewa kemudian ditakhtakan untuk masyarakat umum. Patung Tuan Trewa memperlihatkan Yesus yang dirantai sambil mengenakan mahkota duri serta darah mengalir di wajahnya. Dalam kegiatan ini dilaksanakan kegiatan doa bergilir semalam suntuk di Tori ini hingga perarakannya pada Jumat sore ke armida IV yang berjarak sekitar 60 meter.
Pada malam rabu trewa ini juga seluruh kota Larantuka terdengar gaduh di mana-mana dengan memukul drum, menarik seng di jalan-jalan dan sebagainya sebagai tanda untuk mengingatkan kita akan gaduhnya prajurit dan serdadu memasuki Taman Getzemani menangkap dan menyeret Yesus.

b)      Kamis Putih
Pada hari kamis ini, ada berbagai kegitan yang dilakukan. Mulai dari pemasangan turo (pagar lilin di sepanjang rute prosesi), pembukaan kapela-kapela secara resmi dilanjutkan dengan penciuman patung-patung. Upacara ini pun dilakukan dalam suasana hening dan khusuk. Seluruh sudut kota Larantuka mengalami kebisuan,segala kesibukan dihentikan dan bebagai tindakan yang menghasilkan bunyi-bunyi ditiadakan. Hari ini juga dinamakan sebagai hari bae (hari untung) karena Tuhan bersedia datang mengunjungi Kota Larantuka.
Acara pemasangan turo dilakukan pada pagi-pagi benar sebelum kapel-kapel dibuka pada jam 09.00, karena semua wajib menyaksikan pembukaan kapel oleh raja Larantuka. Setelah itu upacara penciuman dimulai. Semua patung dibuka untuk umum, namun tidak boleh mendahului patung Tuan Ma dan Tuan Ana. Patung-patung itu misalnya, Tuan Ma, Tuan Ana, Tuan Menino, Tuan Bediri, Tuan Terewa dan patung-patung kecil lainnya. Semua kegiatan penciuman ini dilakukan dengan tenang.

c)      Jumat Agung
Hari ini adalah puncak dari semua kegitan Semana Santa, karena pada hari ini akan diadakan prosesi mengelilingi kota Larantuka. Namun sebelum mengadakan prosesi pada malam hari, ada berbagai kegiatan dilakukan. Misalnya, melanjutkan upacara penciuman, pemasangan lilin di jalur prosesi, pembuatan Armida, berdoa di kubur.




 Salah satu kegiatan yang menarik darai prosesi di hari jumad adalah prosesi bahari (prosesi laut di selat Gonsalu). Prosesi ini merupakan prosesi perarakan Tuan Menino dari rumah-Nya yang berada di ujung kota Larantuka menuju Armida-Nya di jalur perarakan. Upacara ini unik karena dilakukan di laut dan semua jenis kapal motor, perahu, dan berbagai jenis lainnya wajib mengikutinya.


                
Pada sore harinya semua berbondong-bondong pergi ke kuburan untuk menyalakan lilin dan berdoa. Ini dilakukan agar para arwah pun turut mengikuti upacara ini. Setelah itu pada jam 18.00 prosesi dimulai, dibuka dengan nyanyian Lamenatasi yang dibawakan oleh Konfreria. Prosesi dimulai di Gereja Katederal dan berakhir pula di Gereja Katederal. Menariknya adalah kita melihat orang dengan jilbab dan pecipun berada di sepanjang perarakan ini. Mereka hadir untuk menjadi penjaga keamanan selama prosesi berlangsung. Hal ini memang tidak asing karena memang di Larantuka hidup rukun antar umat beragama sungguh baik.
          

Dalam prosesi ini ada delapan armida disinggahi. Delapan armida itu adalah: Misericordiae, Tuan Meninu, St. Philipus, Tuan Terewa, Mater Dolorosa, Kuce dan armida Tuan Ana. Menurut bapak Kristiforus Tedjokusumo, setiap persinggahan diadakan pembacaan Kitab Suci dan menyanyikan lagu Ovos. Ketika ditanya mengapa dibacakan Kitab Suci di setiap perhentian, ia menjelaskan bahwa karena di setiap perhentian itu ada patung-patung yang melambangkan penderitaan Kristus sehingga diadakan pembacaan kisah-kisah yang berkaitan dengan penderitaan Kristus.  Karena ada delapan armida yang harus disinggahi maka biasanya upacara prosesi ini berakhir kira-kira jam 04.00-05.00 pagi.

d)     Sabtu Santo
Pada hari ini tidak ada kegiatan yang lebih istimewa karena upacara puncak semana santa berpuncak pada hari Jumat (kemarin). Pada hari ini semua patung diarak kembali ke rumahnya masing-masing. Sesuai tradisi sebelum patung Tuan Ma dan Tuan Ana masuk kerumah mereka, semua patung kudus lainnya sudah harus masuk rumah kediamannya masing-masing kecuali patung Tuan Menino yang masih berada dalam perjalanan di selat Gonsalu. Setelah pengembalian semua patung ke rumah mereka, semua umat mulai bersiap-siap untuk mengikuti perayaan Ekaristi Malam Paskah sebagai sumber dan puncak iman.
  
2.2.2 Upacara Lewak Tepo
Ritual lewak tapo adalah proses membelah kelapa yang dimaksudkan untuk mencari tahu sebab kematian seseorang yang tidak wajar atau meninggal sebelum masa tua mereka. hal ini sekaligus bertujuan untuk membersihkan bobot dosa yang dilakukan orang tersebut ataupun keluarganya yang menyebabkannya meninggal dunia dan tidak akan terulang kembali di kemudian hari.
Pada pandangan orang lamaholot pengingkaran terhadap koda (kebenaran) menyebabkan seseorang mudah mati atau mati muda. Koda hampir mirip seperti norma yakni larangan atau perintah yang ditujukan agar terciptanya keharmonisan antar manusia, manusia dengan lingkungan dan yang terpenting manusia dengan sang pencipta. Seseorang yang mempunyai bobot dosa yang banyak akan ditimpalkan hukuman oleh rera wulan tana ekan berupa kematian yang tidak wajar. hal ini kemudian melahirkan tradisi ritual lewak tapo.
v  Simbol-simbol Ritual Lewak Tapo
ü  Tapo / Kelapa 
Disimbolkan sebagai kepala manusia, karena kepala adalah pusat pengendali aktivitas manusia, kepala juga sebagai pengendali perilaku baik ataupun buruk. perilaku buruk tersebut yang mengakibatkan seseorang mengalami kematian yang tidak wajar, yang tidak lain adalah kendali dari kepala. Lewat buah kelapa diyakini akan terungkap kesalahan – kesalahannya dan dilakukan pemulihan agar tidak terjadi kembali di kemudian hari.
ü  Sirih Pinang
Ditujukan untuk menyapa atau untuk menghormati para roh leluhur ataupun para tamu pria yang dating. Sirih pinang berbentuk seperti rokok. Sirih pinang juga disimbolkan sebagai jenis kelamin. Pinang ( wanita) dan sirih ( pria ). Makna simbolik ini terdiri dari dua dimensi yakni :           
a.       Dimensi sosial sebagai sarana pengikat atar semua orang yang terlibat dalam upacara lewak tapo. Mereka dengan ikhlas ikut mensukseskan acara tersebut
b.      Dimensi religi sebagai sarana penyatu antara manusia dengan leluhur dan Tuhannya, Hal ini dilakukan agar mendapatkan restu dalam pelaksanaan acara ritual tersebut.
ü  Tuak   
Minuman khas ritual lewak tapo ini juga memiliki dua makna yakni :
·         Makna religious : tuak adalah sarana untuk menyatakan segala sesuatu yang dilaksanakan dalam ritual lewak tapo berada naungan leluhur. untuk itu leluhur sangat diutamakan dalam proses ritual ini.
·         Makna sosial : tuak adalah sarana penguat sumpah antara mereka yang meminumnya dan menyisyaratkan ikatan social pada yang meminumnya.        

ü  Belegan :
Belegan adalah gumpalan kapas putih dengan jumlah yang ditentukan oleh molan (dukun). bertujuan untuk pengungkapan dan pembersihan bobot – bobot dosa yang dilakukan yang dapat menghambat jalannya upacara ini.

v  Ciri Bahasa Ritual
1)      Diksi dan sajak cenderung tetap
2)      Diucapkan oleh orang tertentu
3)      Diucapkan pada tindakan ritual sakral
4)      Digunakan untuk berkomunikasi dengan sang pencipta atau leluhur
5)      Bahasanya cenderung berdaya magis.

v  Identifikasi Bahasa Ritual
1)      Bahasa sehari-hari yang ditingkatkan fungsi , bentuk dan artinya.
2)      Punya bentuk/susunan yang cenderung tetap.
3)      Puitis dan metaforis
4)      Menyajikan polisemi , homonym dan sinomini
5)      Bentuk dan makna berkaitan secara sistematis.
Keyakinan orang lamaholot adalah kebersamaan. dengan ini menunjukan tradisi lewak tapo mengandung makna persatuan sebagai hubungan antara manusia dan leluhur. makna persatuan dengan leluhur ini membangun suatu nilai religious tersendiri di masyarakat lamaholot. orang lamaholot juga berkeyakinan pula leluhur dan Tuhan berperan penting dalam ketentraman , keharmonisan , dan keselamatan hidup. Lewak tapo juga bertujuan untuk melindungi generasi berikut. Makna pemujaan ini menyiratakan kesadaran kita sebagai manusia adalah makhluk yang tidak berdaya di hadapan sang pencipta. Artinya bahasa tidak hanya sebagai bagian dari budaya, tetapi bahasa adalah gambaran bahasa dari budaya masyarakat/penuturnya tersebut.


2.2.3 Proses Adat Pernikahan di Larantuka
  Di Larantuka, proses pernikahannya berlangsung melalui serangkaian acara sebagai berikut :

Ø  Maso minta/tongka Tanya
Proses ini mengawali proses menuju perkawianan.Dalam proses ini keluarga dari pihak laki-laki akan menyambangi kediaman perempuan.Orang tua dari laki-laki beserta keluarga besar nya setelah menanyakan keseriusan anaknya bermaksud untuk memperkenalkan diri kepada keluarga perempuan.Juru bicara dari pihak laki-laki akan menjelaskan maksud kedatangan keluarga besar mereka dan meminta ijin kiranya pihak perempuan berkenan merestui anaknya untuk menjalin hubungan dengan anak mereka.Biasanya dalam proses ini belum dibicarakan secara serius tentang kelanjutan hubungan kedua pasangan,hanya sekedar silahturahmi dan berkenalan.Kadang pada proses ini sudah mulai dibicarakan tentang belis/mahar yang harus dipenuhi pihak laki-laki.

Tarian menyambut pengantin
Ø  Pertunangan/Tuka Cince
Ketika dilihat bahwa hubungan anak mereka dengan gadis pujaan hatinya sudah memasuki tahap serius maka keluarga bersiap untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.Orang tua laki-laki akan kembali mengumpulkan keluarga besarnya dan bersama-sama mereka mendatangi pihak perempuan.Sebelum kedatangan umumnya keluarga wanita  diberitahukan terlebih dahulu sehingga telah ada persiapan.Ketika memasuki proses ini maka pasangan sudah terikat.Cincin dipersiapkan sebagai lambang mengikatkan cinta kedua anak mereka dan kedua keluarga besar.Kedua keluarga juga membicarakan proses selanjutnya,setelah cincin dikenakan oleh masing-masing pasangan.
Kedua keluarga besar secara resmi sudah dipersatukan dan ketika ada hajatan diantara keduanya maka mereka akan saling mengundang.Perempuan dengan sendirinya harus lebih sering diperhatikan laki-laki dengan menyiapkan segala yang menjadi kebutuhannya.Pada proses ini kadang selain membawa cincin keluarga laki-laki juga membawa perlengkapan lainnya seperti  perhiasan emas yang akan dikenakan wanita.Kesempatan ini juga dipakai untuk membicarakan belis/mahar yang harus disiapkan mempelai laki-laki.
Ketika sudah memasuki proses ini, bila sebelum terjadi pemberkatan nikah salah satu pasangan melanggar maka akan dikenakan denda.Denda dikenakan  sesuai kesepakatan dan pembicaraan diantara kedua keluarga sesuai tuntutan keluarga yang dikhianati. Sering disebut sebagai tanda Tuto Malu atau menjadi pelajaran agar tidak menyepelehkan/melanggar kesepakatan.

Ø  Tuli Nama
Tuli nama/tulis nama merupakan kegiatan mencatatkan nama pasangan di Gereja untuk mengikuti pemberkatan nikah.Peraturan gereja katolik mewajibkan pasangan untuk mengikuti kursus perkawinan sebelum menikah.Setelah itu pasangan yang akan menikah diumumkan dalam tiga minggu berturut-turut namanya diumumkan di Gereja asal pasangan.Melengkapai proses di Gereja kedua keluarga kembali bertemu dan mulai berbicara serius mengenai kegiatan pernikahan.Detail acara dan perlengkapan yang diperlukan sudah mulai dibicarakan dalam kesempatan ini.Kedua keluarga berkumpul  sambil menikamati hidangan yang disediakan pihak wanita.Tanggal pernikahan mulai ditetapkan.

Ø  Anta Sire Pinang
Setelah pengumuman ketiga di Gereja  dan dipastikan pernikahan sesuai jadwal yang ditentukan,sehari sebelum pemberkatan pernikahan (biasanya malamnya dilanjutkan dengan resepsi pernikahan) digelar proses anta sire pinang.Proses ini di banyak daerah sering disebut dengan “antar seserahan”.Dahulu pada acara ini selalu diiringi kelompok musik dengan perlengkapan musik,gendang,suling,juk/okulele,gitar dan biola  sambil membawakan lagu Lui E dan lagu daerah lainnya.
Dalam proses ini keluarga laki-laki akan menghantar belis/mahar juga segala perlengkapan pernikahan dan pesta pernikahan kepada keluarga wanita.Baju pengantin dan semua perlengkapan pakaian  yang akan dikenakan mempelai wanita disiapakan dari ujung rambut sampai ujung kaki.Binatang yang akan disembelih.Beras dan perlengkapan makanan lainnya beserta peralatan memasak.Juga tak lupa kayu bakar.Sebelum memasuki rumah mempelai wanita,di depan pintu rumah perwakilan keluarga calon pengantin pria akan dijemput oleh perwakilan keluarga calon pengantin wanita.Wakil keluarga pria akan menuangkan arak di gelas dan memberikan kepada wakil keluarga wanita.
Setelah wakil keluarga calon mempelai waniat menenggak arak yang diberikan,wakil keluarga pria akan memberikan belis (uang/gading sesuai kespakatan kedua keluarga) dan diterima wakil dari keluarga wanita.Wakil keluarga wanita umumnya akan membalas  dengan memberikan sarung (tenun ikat Flores timur)satu atau dua lembar atau cindera mata lain(tergantung kesepakatan keluarga wanita).Setelah upacara serah-serahan hantaran selesai dilanjutkan dengan santap malam menikmati hidangan yang disediakan keluarga calon pengantin wanita.


Suasana pesta nikah di Flores
Ø  Kumpo Kao 
Bukan termasuk tahapan pernikahan tetapi proses yang mengikutinya.Beberapa jam sebelumnya di tenda pesta keluarga dari calon pengantin pria dan wanita akan menerima tamu dari keluarga yang mengantar pemberian berupa uang dan binatang (anta  bagian)yang dikumpulkan (urung rembuk)memberikan bantuan/partisipasi (kumpo kao).Kumpo kao merupakan adat kebaiasaan yang dilakukan keika ada pesta pernikahan atau ada kematian.
Kumpo kao dimaknai sebagai sambo tangan (ikut berkontribusi) membantu  dengan memberikan uang sesuai  kemampuan.Kumpo kao hanya untuk keluarga besar dari yang empunya hajat/yang ada hubungan kekerabatan.Keluarga menyiapkan jamuan makan dan minum untuk rombongan kumpo kao sebagai ucapan terima kasih.Biasanya keluarga yang hadir pada saat ini kebanyakan tidak mengikuti jamuan pernikahan (pesta pernikahan) besoknya.

Ø  Bua Tenda
Bukan termasuk proses pernikahan tetapi proses yang mengikutinya.Dua atau tiga hari sebelum anta sire pinang dan pesta pernikahan keluarga dari calon mempelai pria dan wanita akan mengundang kaum laki-laki sedesa dan keluarga dekat untuk berpartisipasi dalam proses mendirikan tenda yang akan dipaki untuk pesta.Tenda yang dibuat biasanya memakai terpal sebagai penutupnya (dulu memakai seng atau daun kelapa)dengan  tiang penyangga dari bambu atau balok kayu.Juga dibuat panggung memakai balok kayu atau drum.
Semua bergotong-royong mendirikan tenda dan mengambil bangku/kursi untuk ditempatkan di tenda.Besok sebelum pesta beberapa orang yang terbiasa membuat dekorasi akan begadang membuat dekorasi tenda dan panggung latar tempat duduk pengantin.Pada pesta perkawinan yang digelar biasanya setelah acara sambutan dan santap malam dilanjutkan dengan joget atau menari.Ada dolo-dolo,roko  tenda ,cha-cha,teras,jai,dansa,juga joget dengan berbagai irama music.Tua muda berbaur bergembira bersama.Yang muda sering sampai pagi,tergantung dari tuan rumah kapan pesta harus berakhir.

Ø  Lepa Bujang
Proses pernikahan yang terakhir yang dijalani,tapi sekarang bukan merupakan sebuah kewajiban jadi  tergantung kepada keluarga mau dirayakan atau tidak.Proses ini merupakan proses perpisahan atau pernyataan bahwa kedua mempelai telah memasuki kehidupan berumahtangga, bukan sendiri lagi/bujang.kesempatan ini juga diperguanakan sebagai ajang ucapan terima kasih dari keluarga dan kedua mempelai  kepada teman,saudara,tetangga dan handai taulan yang membantu sehingga acara pernikahan terlaksana.
Pernikahan dengan  segala proses yang  mengikutinya menjadi sebuah perjalanan panjang dan sebuah peristiwa kebudayaan yang  telah lama hidup dan dijalankan oleh para leluhur dan kemudian mereka wariskan kepada kita.Mewarisi kebudayaan mencerminkan kita sebagai masyarakat adat yang masih menjaga nilai-nilai luhur tersebut.Menjalankannya membuat kita sebagai manusia yang tahu adat atau mencintai adat istiadat yang memberikan kebaikan bagi kehidupan.

2.3     Kesenian Daerah di Larantuka
2.3.1 Tarian Daerah
1. Tarian Hedung
Tarian Hedung merupakan tarian tradisional dalam budaya masyarakat Flores Timur. Tarian ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang. Tarian ini melambangkan nilai – nilai kepahlawanan dan semangat berjuang yang tak kenal menyerah. Dewasa ini,tarian hedung yang merupakan salah satu tarian kebanggaan masyarakat Flores Timur yang juga dibawakan dalam acara; penyambutan tamu,pada pesta adat seperti; pembuatan rumah adat. Dalam tarian ini, para penari baik tua, muda/anak – anak yang terdiri dari kaum laki – laki dan juga beberapa kaum perempuan menggunakan berbagai perlengkapan yang biasanya digunakan para ksatria Flores Timur untuk berperang,yaitu :
1.      Parang Adonara (Kenube witi Taran).
2.      Tombak (Gala).
3.      Perisai (Dopi).
4.      Ikat kepala daun kelapa (Knobo).
5.      Gemerincing yang diikat di kaki (Bolo’n)
6.      Kain sarung tradisional ( Kwatek – untuk Perempuan,Nowi’n – untuk Laki – laki ).

Diiringi musik tradisional (dari gong,gendang dan irama bolo’n), para penari memperagakan gerakan yang mirip dengan orang yang sedang berperang. Mereka akan ”berperang” satu sama lain memperagakan duel dengan mengayunkan parang atau membuat ancang – ancang untuk melemparkan tombak.

b. Tarian Lui E

Tarian ini biasa digunakan di saat acara-acara adat dan juga acara pernikahan, dan acara-acara penyambutan tamu-tamu penting. Tarian ini lebih sering dimainkan oleh wanita.


2.3.2 Tenun Ikat



Kwatek (untuk perempuan) / Nowi'n (untuk laki-laki) merupakan tenunan tradisional asal Flores Timur. Tenunan ini berbeda-beda motif nya di tiap daerah di Nusa Tenggara Timur, khusus untuk Flores Timur tenunan ini memiliki ciri umum dengan variasi lebih dari 3 benang dan ukiran motif hanya berada di bagian atas dan bawah sarung saja, ini tidak seperti tenunan tradisional lain yang ukiran motif ada di seluruh sarung menyebar secara merata dan padat. Satu lagi yang membedakan kwatek Flores Timur dengan kwatek lain adalah, penggunaan benang yang di buat sendiri dari kapas sebagai campuran, meskipun cuma sedikit, tetapi pasti selalu ada.
Kwatek dan Nowi'n berbeda dari segi motif dan warna yang digunakan, kalau kwatek lebih "rame" dalam hal variasi warna dan motif sementara Nowi'n lebih simpel. Meskipun satu digunakan oleh perempuan dan yang satu lagi digunakan oleh laki-laki, tetapi dalam hal penyebutan, untuk mempermudah kadang digunakan kata Kwatek yang menunjukkan tenunan tradisionalFlores Timur.

Penggunaan Kwatek & Nowi'n 

            Tenunan tradisional ini sampai sekarang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Flores Timur meskipun dengan frekuensi yang mulai menurun sebagai akibat dari perkembangan mode dalam fashion yang didukung oleh kelancaran arus barang dan jasa serta berkurangnya minat menggunakan Kwatek. Tetapi pada acara ataupun pesta adat kwatek masih tetap digunakan karena merupakan sebuah keharusan, misalnya ya dalam tarian hedung atau tarian lain, dalam pesta pernikahan, ataupun pada saat kematian dan upacara adat lain yang bukan pesta, misalnya orek (acara adat dimana seseorang melakukan perjamuan makan dengan leluhurnya).

Proses Pembuatan Kwatek
            Untuk Kwatek Kiwane proses pembuatannya bisa memakan waktu selama sebulan serta tergantung musim berbunga dari pewarnanya (keroke) dan tentunya musim berbuah kapas. Sementara untuk Kwatek biasa, pembuatannya memakan waktu sekitar satu minggu.
Secara umum apapun jenis dan motif Kwateknya, menurut adat tenunan tradisional ini tidak dapat dikerjakan jika di suatu kampung terjadi kemalangan - kematian, dan menurut kebiasaan menenun juga tidak dapat dilakukan jika ada pesta besar.
Proses pembuatan kwatek terdiri dari dua tahapan besar, yang pertama adalah oe kenirek dan yang kedua adalah tahapan pembuatankwatek itu sendiri.

1.      Oe Kenirek
      Oe kenirek dapat disebut sebagai tahapan ideologis dimana perempuan-perempuan dalam satu garis keturunan mengikut ibu berkumpul dan mempersiapkan permulaan dari proses penenunan. Pada tahapan inilah, jika seorang perempuan sudah memutuskan untuk menenun maka ia harus menyelesaikan tenunannya itu.
      Oe kenirek dilakukan sejalan dengan musim tanam jagung sampai panen jagung. Dengan demikian, oe kenirek juga merupakan bagian dari ritual adat yang menyimbolkan proses penutupan panen lama dan pembukaan panen baru. Karna dalam proses oe kenirek ini ada tahapan memakan panen lama dan panen baru. Selain itu, prosesnya juga kadang berbeda pada masing-masing oe, aliran keturunan, oe kenirek juga menyebabkan perbedaan warna, bahan dan motif pada tiap-tiap kwatek/nowin. Selanjutnya, mengenai oe kenirek ini terbilang sacral.

2.      Pembuatan Kwatek
Bagian kedua pembuatan kwatek ini terbilang praktis karena sudah tidak lagi melibatkan ritual-ritual adat. Prosesnya adalah sebagai berikut :

1.      Balok Kapek :
Merupakan roses memisahkan kapas dengan biji kapas dengan menggunakan alat yang di sebut   Menalok

2.      Buhu Kapek:
Merupakan proses penghalusan kapas yang dapat dijadikan benang dengan menggunakan menuhuk.

3.      Ture Lelu:
Merupakan proses pembuatan benang dengan menarik dan memelintir kapas dengan menggunakan Tenure.
4. Lawa Bena:

Merupakan proses pengaturan benang agar tidak kusut dengan menggunakan Blawa
5.      Ta Warna:
Merupakan proses pewarnaan benang dengan menggunakan pewarna alami dan di rendam  dalam  kendi.
6. Pai Bena:
    Merupakan proses penjemuran benang yang sudah di warnai
7. Pudu Bena:
Merupakan proses pemintalan benang
8. Neket :
Merupakan proses awal penyusunan benang berdasarkan warna dan motif helai demi helai
9. Tane :
Merupakan proses penenunan setelah selesai dengan Tane proses berikutnya adalah menjahit seperti biasa sesuai bentuk dan kwatek pun siap digunakan.


2.4 Makanan Khas Larantuka
1.  Rumpu Rampe
Sayur Rumpu rampe dalam pengertian sederhana di Flores Timur adalah campuran sayuran pahit dengan sayuran yang tidak mengandung rasa pahit. Orang Flores menggunakan sayur penawar pahit dari jantung pisang, daun singkong, dan kangkung untuk mencampur sayuran pahit yang terdiri dari daun, bunga, serta buah pepaya yang masih hijau. Masakan ini sampai sekarang telah menjadi suatu makanan yang khas.


Adapun orang Flores Timur yang berada di Luar daerah (Jawa) selalu menyajikan masakan ini di setiap acara yang di adakan di rumahnya ataupun pada acara yang diadakan dengan masyarakat di tempat mereka berdomisili. Proses membuatnya pun sangat sederhana.

2. Jagung Titi
Jagung titi atau dalam bahasa Lamaholot (bahasa daerah setempat)Wata Kenaen merupakan makan pokok bagi masyarakat Adonara Adonara disamping Nasi. Sesuai dengan namanya, jagung titi terbuat dari biji jagung. Proses pembuatannya cukup unik. Jagung akan “dipreteli” atau dilepas dari batangnya menjadi biji jagung yang terpisah. Biji jagung ini kemudian disangrai (digoreng kering) dengan menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat.
Cara sangrainya pun tidak sekaligus semuanya, tetapi sekitar 5 – 10 biji setiap kali naik tungku. Setelah dirasa cukup matang, biji jagung tersebut dikeluarkan kemudian dipipihkan dengan menggunakan 2 buah batu. Satu batu berfungsi sebagai alas dan yang lainnya menjadi pemukul. Untuk mengeluarkan biji jagung dari wajan yang masih panas, pembuat jagung titi yang pada umumnya adalah wanita Adonara tidak menggunakan spatula atau alat bantu lain tetapi hanya menggunakan tangan.         

           


Dalam keadaan masih panas, jagung tersebut dipipihkan. Hasilnya adalah apa yang dikenal sebagai Jagung Titi. Kata titi merupakan dialek NTT untuk menyebutkan proses pemipihan jagung.



2.5  Wisata Alam Larantuka
1. Danau Asmara
Danau ini dikitari pepohonan lebat dan sulit menggapai airnya karena dia berada di cekungan. Jadi saya hanya bisa mengelilingi tebing yang berbentuk cincin dan melihatnya dari atas. Tempatnya begitu sepi dan suarasuara burung terdengar dimana-mana. Sesekali dahan-dahan pohon bergoyang karena tingkah gerombolan monyet yang bergelantungan.
Nama danau mulanya Waibelen kemudian berubah menjadi Asmara karena disini sepasang kekasih yang tak direstui hubungannya melakukan aksi bunuh diri bersama. Kisah tragis yang mengingatkan saya pada cerita-cerita semacam Romeo dan Juliet. Tanjung Bunga adalah tempat yang istimewa karena dari sinilah nama Pulau Flores berasal. Tanjung Bunga jika diterjemahkan dalam bahasa Portugis menjadi Cabo das Flores.
Ada dua versi kenapa dinamakan demikian. Ada yang menyebut bahwa nama ini disematkan karena bangsa Portugis melihat koral warna-warni di laut tanjung ini, bukan karena bunga-bunga. Versi lain yang lebih bisa dibuktikan faktanya dan tertuang dalam dokumen penjelajahan Portugis, disebutkan bahwa dinamakan Cabo das Flores karena saat tiba pada bulan Februari area ini hingga Larantuka dipenuhi kembang-kembang pohon Flamboyan berwarna merah merona. Di sini memang banyak pohon Flamboyan. Sayangnya,
mereka hanya berbunga sekali setahun dan itu hanya berlangsung dari bulan Januari hingga awal bulan Maret.


2. Pantai Watotena

Pantai ini berada di pulau Adonara. Pantai ini memiliki keindahan yang sangat mempesona.

2.6  Pahlawan Larantuka

  
Beliau terlahir dengan nama lengkap Herman Yosep Fernandez pada tanggal 3 Juni 1925 di Ende, sebuah kabupaten di tengah pulau Flores. Kedua orang tuanya –Markus Suban Fernandez dan Fransisca Theresia Pransa Carvallho– berasal dari Larantuka sehingga sosoknya lebih dekat di hati masyarakat Larantuka. Semasa kecil, anak ke empat dari dua belas bersaudara ini dikenal sebagai anak pendiam tetapi cekatan dan berkemauan keras. Jiwa petualangnya sudah kelihatan sejak kecil karena hampir semua gunung dan bukit di tanah kelahiran pernah dijelajahinya. Selain berpetualang, kegemaran lainnya saat kecil adalah membuat Katapel –beliau cukup mahir dalam membidik burung– dan parang dari besi-besi bekas. Menurut cerita keluarga, kepiawaiannya membidik sasaran merupakan warisan dari sang ayah yang –merupakan punggawa raja Larantuka– sangat mahir dalam menggunakan bedil.
Pada tahun 1941 ia tamat dari Schakel School (SMP zaman Belanda) dan berencana melanjutkan ke Hollands Inlandsce Kweekshcol (HIK) Muntilan atau Sekolah Guru Bantu (HGB) bersama sahabatnya Frans Seda, mantan menteri keuangan Orde Lama dan menteri perhubungan di Kabinet Pembangunan I. Keinginannya ini ditentang oleh sang Ibu, namun karena memiliki kemauan keras maka sang ibu pun akhirnya mengalah meski dengan berat hati.
Di HIK Muntilan, Herman Fernandez menjalin persahabatan dengan Yos Sudarso –teman sebangkunya–, Slamet Riyadi, Alex Rumambi, mantan Dirjen Protokol dan Konsuler Deplu-RI yang berjuang bersamanya di Sidobunder serta tokoh-tokoh nasional lainnya. Sayangnya baru setahun bersekolah, Jepang sudah menduduki pulau Jawa sehingga merekapun diangkut ke Mertoyudan untuk dilatih menjadiSainendan dan Kaibonden. Hal ini ditolak oleh Herman Fernandez dan teman-temannya yang berasal dari luar pulau Jawa dan diam-diam mereka menumpang kereta api ke Yogyakarta. Oleh karena tidak memiliki keluarga dan kenalan di Yogyakarta maka hidup mereka pun terkatung-katung sehingga Herman Fernandezdan Alex Rumambi terpaksa menerima pekerjaan sebagai buruh tambang Batubara di Cikotok. Sebagian pendapatan yang diperoleh dikirim ke Yogya untuk biaya sekolah Frans Seda dan teman-temannya yang lain.
Ketika pecah Revolusi pada tahun 1945, Herman Fernandez dan Alex Rumambi kembali ke Yogyakarta dan bergabung dengan Keris (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi).  Kemudian ia membentuk Gerisk (Gerakan Rakyat Indonesia Sunda Kecil) bersama Prof. Dr. Ir Herman Yohanes –mantan menteri PU Orde Lama–, Frans Seda serta teman-temanya yang kebanyakan berasal dari NTT. TerakhirHerman Fernandez bergabung dengan Perpis (Persatuan Pelajar Indonesia Sulawesi) di bawah komando Maulwi Saelan (mantan wakil komandan Tjakrabirawa). Perpis bergabung dengan Resimen Hasanudin yang dipimpin oleh Andi Matalatta dan kemudian berubah menjadi Resimen Hasanudin Seksi Pelajar.
Pada tahun 1947 Markas Besar Tentara Pelajar (TP) mengirim beberapa kesatuan TP ke Sidobunder, Kebumen Jawa Tengah untuk memperkuat pertahanan TRI (Tentara Rakyat Indonesia). Perpis yang dipimpin Maulwi Saelan termasuk yang dikirim. Pada tanggal 1 September 1947 –satu malam setelah Perpis tiba di Sidobunder– berkembang kabar bahwa pasukan Belanda telah mengadakan pemusatan pasukan di Karanganyar, maka pasukan di bawah komando Maulwi Saelan ini dipercaya untuk menghadang Belanda di jalan menuju Karanganyar.
Oleh karena menjadi benteng pertama dalam menghadang pasukan Belanda maka pasukan mereka dilengkapi  berbagai senjata dan Herman Fernandez dipercaya menggunakan senapan mesin(juki) karena postur tubuhnya yang tegap. Keesokan harinya mereka sudah bersiap-siap menghadapi pasukan Belanda yang mulai bergerak perlahan menuju Sidobunder. Hujan mortir dan peluru-peluru musuh menggempur pos mereka dan pos tentara pelajar lainnya. Mereka berusaha membalas namun keunggulan jumlah senjata dan pasukan membuat pasukan Maulwi Saelan tercerai berai. Hal ini menyebabkan Herman Fernandezbeserta beberapa temannya (La Indi, La Sinrang dan Losung) terpisah dari pasukan induk. Mereka berusaha melewati sawah yang digenangi air karena hujan turun sangat deras dan akhirnya tiba di sebuah kebun kelapa yang menyebabkan mereka sulit bersembunyi. Peperangan jarak dekat pun terjadi bahkan sesekali terjadi duel satu lawan satu dengan menggunakan bayonet karena mereka kehabisan peluru.
Losung dan La Indi akhirnya tertangkap dan ditembak mati di tempat. Herman Fernandez kepergok seorang opsir Belanda namun peluru La Sinrang yang tinggal satu-satunya berhasil menembus dada opsir tersebut. Tembakan pasukan Belanda lainnya yang semakin mendekat membuat Herman Fernandez dan La Sinrang yang sudah kehabisan peluru berpencar. Pasukan Belanda berhasil menangkap La Sinrang, namun Herman Fernandez berhasil meloloskan diri. Ia berusaha menyeberangi sebuah sungai yang cukup dalam dan berhasil bergabung kembali dengan pasukan Perpis lainnya. Kematian La Indi dan Losung serta tertangkapnya La Sinrang segera dilaporkannya kepada Maulwi Saelan yang segera mengumpulkan pasukannya yang tersisa. Ternayata Alex Rumambi tidak ada dan tidak diketahui keberadaanya maka Herman Fernandez segera ditugaskan oleh Maulwi Saelan untuk mencarinya.
Maulwi Saelan pernah mengungkapkan bahwa postur tubuh yang lebih besar serta kedisiplinanlah yang menjadi pertimbanganya untuk menugaskan Herman Fernandez kembali menyeberangi sungai yang dalam dan deras untuk mencari Alex Rumambi. Tugas ini dijalankan oleh Herman Fernandez dengan penuh tanggung jawab dan ia berhasil menemukan Alex Rumambi yang terluka parah karena tertembak serta tersayat bayonet. Ia menyangka temannya karibnya itu sudah meninggal, namun Alex Rumambi yang sempat membuka mata membuat ia lega karena ternyata masih hidup. Alex Rumambi sempat dibopongnya sejauh beberapa meter namun kondisi medan berupa kebun kelapa yang terbuka membuat mereka mudah dilihat oleh pasukan Belanda. Pertempuran pun terjadi di antara batang-batang pohon kelapa dan akhirnya Herman Fernandez ditangkap setelah tertembak di kaki. Alex Rumambi yang terluka para tidak digubris oleh Belanda karena disangka sudah tewas.
Herman Fernandez sempat ditahan di beberapa tempat sebelum akhirnya bertemu dengan La Sinrang. Ia bersyukur karena La Sinrang yang telah menyelamatkan nyawanya masih hidup juga. La Sinrang menuturkan bahwa beberapa hari sebelum berpisah, seorang Pastor datang dan mengajak Herman Fernandez berdoa. Biasanya kedatangan rohaniawan menandakan bahwa tahanan tersebut akan dihukum mati. Herman Fernandez dituduh membunuh Sersan Nex karena ketika tertangkap ia membawa senjata laras panjang, sedangkan La Sinrang sedang membawa stand gun –yang sempat dipungutnya– saat tertangkap. Herman Fernandez berusaha melindungi kawannya dengan mengakui bahwa dialah yang membunuh sersan tersebut.
Mereka sering disiksa semena-mena oleh tentara Belanda yang terus memakiAnjing Soekarno! Herman Fernandez pernah ditanya lebih memilih mana Negara Indonesia Timur atau Yogyakarta, namun dengan lantang ia menjawab “Kami kenal dan kami pertahankan cuma satu, Negara Republik Indonesia”. Jawabannya membuat ia semakin disiksa sebelum akhirnya dibawa oleh beberapa tentara Belanda dan tidak diketahui kabarnya hingga kini.Tugu peringatan bagi kusuma bangsa yang gugur di daerah Yogyakarta dan sekitarnya antara tahun 1945-1949. Salah satunya adalah Herman Fernandez.
Sebelum berpisah, Herman Fernandez sempat berpesan pada La Sinrang “Kalau nanti saya masti ditembak. Tolong sampaikan salam saya untuk teman-teman dan tunangan saya di Asrama Katolik Magelang. Jangan takut mati. Mati ditembak lebih baik daripada mati konyol”. 
Herman Fernandez pun pergi dari hadapan La Sinrang untuk selamanya, namun jenazahnya tidak ditemukan hingga kini. Banyak isu yang berkembang bahwa setelah ditembak mati ia dikubur di suatu tempat yang tidak diketahui keberadaanya, namun ada  juga yang mengatakan bahwa mayatnya dimasukkan ke dalam karung dan dibuang di dalam sungai. Satu hal yang pasti bahwa pusaranya yang bersanding dengan ratusan pusara Tentara Pelajar diTaman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta hanya menjadi simbol kematiannya. Simbol bahwa sebagai Tentara Pelajar, ia pernah membela tanah air.

BAB III
PENUTUP

1. Simpulan
            Kabupaten Flores Timur yang beribukota Larantuka merupakan sebuah kabupaten kepulauan yang unik dan kaya akan budaya dan adat istiadat yang khas. Dikatakan unik karena terdiri dari tiga pulau yakni; pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau Flores bagian timur. Adat istiadat yang berkembang di Larantuka Flores Timur juga masih sangat kental. Budaya-budaya yang masih berkembang sampai sekarang di antaranya adalah tradisi semana santa yang sudah berlangsung selama 500 tahun, adapaun tradisi yang lainnya adalah tradisi lewak tapo, dan juga pernikahan masyarakat Flores Timur yang sangat khas.
            Tidak hanya tradisinya, masyarakat Flores Timur juga memiliki kesenian daerah yang unik, diantaranya tarian hedung, tarian lui e, dan adapun masyarakat Flores Timur mempunyai kain tenun yang dikena dengan istilah kwatek yang sangat unik. Selain itu di Flores Timur juga terdapat wisata kuliner dan juga wisata alam yang tidak boleh terlewatkan, makanan khasnya itu adalah jagung titi dan sayur rumpu-rampe, sementara wisata alamnya yang palng terkenal ialah danau Asmara, dan pantai Watotena. Selain kebudayaannya, Flores Timur juga memliki pahlawan yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Flores Timur yakni Herman Fernandez.
3.1 Saran
            Setelah mengetahui banhwa banyak kebudayaan yang masih berkembang di eragai pelosok negri, termasuk di Flores Timur, kita sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya turut mengambil bagian dalam melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak hilang ditelan zaman, dan juga anak cucu kita nantinya dapat mengenal kebudayaan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

http://larantuka.com/blog/potensi-wisata-flores-timur-perlu-go-internasional.html
http://maryantosilvester.blogspot.com/2012/07/jagung-titi.html
http://daonlontar.blogspot.com/2012/11/lambang-kota-dan-kabupaten-se-provinsi.html
http://derosaryebed.blogspot.com/2011/10/proses-adat-pernikahan-di-larantuka.html
http://desalolong.blogspot.com/2014/07/sayur-rumpu-rampe.html
http://uranrafi.blogspot.com/2014/02/tradisi-semana-santa-di-larantuka.html
http://id.indonesia.travel/id/destination/444/The%20Island%20of%20Flores/article/68/
http://www.travelxpose.com/index.php?option=com_content&view=article&id=564%3Atradisi-lestari-larantuka&catid=45%3Aexplore-domestik&Itemid=84&lang=in
http://sosok.kompasiana.com/2012/02/10/herman-fernandez-bertempur-hingga-peluru-terakhir-434287.html



1 komentar:

  1. Casino Review for 2021 | Expert Ratings, Bonuses and Full
    If 광주 출장마사지 you 화성 출장마사지 are looking for a way to 광명 출장샵 test your luck in casinos, 포천 출장마사지 then Casino Review 당진 출장안마 might be a good place to start. Read on to learn more!

    BalasHapus